GENMUSLIM.id - Adu argumentasi yang kian memanas antara Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa dan Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi menyisakan persoalan mengenai dugaan dana APBD Jabar disimpan di bank belum jelas nasibnya.
Polemik saling sindir itu kini datang dari pernyataan Purbaya saat berbicara kepada awak media di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, pada Kamis, 23 Oktober 2025.
Saat itu, Purbaya menilai penyimpanan dana APBD Jabar dalam bentuk giro justru merugikan daerah karena bunganya rendah.
“Ada yang ngaku katanya uangnya bukan di deposito tapi di giro, malah lebih rugi lagi. Bunganya lebih rendah kan. Kenapa di giro? Pasti nanti akan diperiksa BPK itu,” kata Menkeu Purbaya.
Baca Juga: Perlu Banyak Perbaikan, Menkeu Purbaya Terima Laporan Sistem Eror di Coretax Seperti Produk Gagal
Kritik dari Purbaya tentang praktik penyimpanan dana daerah di giro oleh Pemda Jabar itu langsung menuai respons tajam dari Dedi Mulyadi.
Dalam kesempatan berbeda, Dedi Mulyadi menegaskan, langkah tersebut merupakan upaya menjaga fleksibilitas keuangan agar dana bisa segera digunakan untuk pembangunan.
“Kalau hari ini juga menyimpan di giro juga dianggap rugi,” ujar Dedi di Bandung, Jawa Barat, pada Jumat, 24 Oktober 2025.
Barangkali tidak mungkin juga kan pemerintah daerah nyimpan uang di kasur atau di lemari besi kan. Itu justru lebih rugi lagi,” imbuhnya.
Di sisi lain, Dedi juga menjelaskan, deposito on call masih dipakai di beberapa daerah karena dianggap lebih efisien.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Sebut Ada Praktek Jual Beli Jabatan di Daerah, Sekda Bekasi: Kita Tidak Pernah Tahu
“Memang di provinsi, di kabupaten kota, ada yang disebut dengan penyimpanan deposito on call,” terangnya.
“Yaitu uang yang tersedia di kas daripada di giro sangat rendah bunganya, lebih baik disimpan di deposito,” ucap Dedi.
Berkaca dari hal itu, perseteruan keduanya memunculkan gelombang sorotan di media sosial.