GENMUSLIM.id - Kepala Divisi Syariah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Abdul Firman (kedua dari kanan), berjabatan tangan usai menerima penghargaan predikat tertinggi dari UB Halal Metric 2025.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Rektor I Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, MP (kedua dari kiri), disaksikan oleh Ketua UB Halal Metric, Ir. L. Tri Wijaya Nata Kusuma, ST., MT., Ph.D dalam ajang Brawijaya Halal Metric Award di Universitas Brawijaya, Malang, Senin, 21 April 2025.
BTN Syariah meraih peringkat pertama dari 34 institusi industri dan memperoleh predikat Gold pada tiga indikator utama: Policy, Infrastructure, serta Halal Ecosystem & Perspective.
Capaian ini menjadi bukti nyata peran BTN Syariah sebagai institusi keuangan yang tidak hanya menjalankan prinsip syariah secara internal, tetapi juga berkontribusi dalam memajukan sistem keuangan halal di Indonesia.
Berdasarkan laporan keuangan BTN tahun 2024, unit usaha syariah (UUS) BTN yakni BTN Syariah memiliki kinerja yang sangat baik, seperti terlihat pada total aset yang mencapai Rp60,56 triliun per Desember 2024.
“Dengan kondisi tersebut, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 59 POJK (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan) 12 Tahun 2023, BTN wajib untuk melakukan pemisahan terhadap UUS perseroan,” kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu usai RUPST Tahun Buku 2024 di Menara I BTN, Harmoni, Jakarta Pusat, Rabu, 26 Maret 2025.
Sebelumnya pada tanggal 20 Januari 2025, BTN telah mengumumkan keterbukaan mengenai perjanjian jual beli bersyarat (Conditional Sales Purchase Agreement/CSPA) dengan para pihak pemegang saham Bank Victoria Syariah (BVIS).
Dalam perjanjian tersebut, BTN akan mengambil alih 100% saham BVIS dari para pemegang sahamnya, yakni PT Victoria Investama Tbk, PT Bank Victoria International Tbk, dan Balai Harta Peninggalan (BHP) Jakarta.
Melalui akuisisi tersebut, kata Nixon, BTN akan menjadi pemilik penuh Bank Victoria Syariah dengan kepemilikan saham sebanyak-banyaknya sebesar 100% dari seluruh modal ditempatkan disetor penuh dalam BVIS dengan total nominal sebesar Rp1,06 triliun. ***