GENMUSLIM.id – Makan Bergizi Gratis, sebuah program yang digagas untuk memberikan asupan makanan sehat kepada masyarakat, telah menarik perhatian publik, terutama setelah pengumuman yang dilakukan oleh I Nyoman Parta, anggota DPR Republik Indonesia.
Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa meskipun program Makan Bergizi Gratis ini bertujuan mulia, pelaksanaannya belum sempurna dan memerlukan perbaikan lebih lanjut.
Program Makan Bergizi Gratis ini, yang merupakan bagian dari inisiatif unggulan Presiden Indonesia, diharapkan dapat terus berjalan dengan pengawasan yang lebih ketat untuk memastikan keberhasilan dan efektivitasnya.
Dikutip GENMUSLIM dari YouTube MAS GURU, Minggu, 26 Januari 2025, tetapi menurut I Nyoman Parta, implementasi Makan Bergizi Gratis menghadapi berbagai kendala yang perlu segera ditangani.
Baca Juga: Miris! Siswa SMP Sindir Presiden Prabowo Gara Gara Program Makan Bergizi Gratis Tak Kunjung Datang
Salah satu masalah utama yang muncul adalah kualitas makanan yang disajikan, yang seringkali tidak sesuai dengan harapan.
Selain itu, masalah teknis terkait distribusi makanan dan pengawasan yang belum optimal juga turut memperburuk situasi.
Oleh karena itu, I Nyoman Parta menegaskan pentingnya adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas dan terperinci agar program ini dapat terlaksana dengan baik dan tidak merugikan pihak manapun.
I Nyoman Parta juga menyinggung tentang adanya keluhan terkait rasa dan selera makanan yang kurang sesuai dengan harapan penerima manfaat, yang sebagian besar merupakan siswa dari berbagai jenjang pendidikan.
Tak hanya itu, kejadian keracunan yang sempat terjadi menambah kekhawatiran akan kelancaran program Makan Bergizi Gratis ini.
Oleh karena itu, ia mengingatkan perlunya pengawasan yang lebih ketat, baik dari segi distribusi maupun kualitas gizi yang terkandung dalam makanan tersebut.
Lebih lanjut, Parta mengungkapkan bahwa kendala dalam anggaran turut menjadi faktor penghambat.
Program yang melibatkan banyak pihak dan harus mencakup seluruh kelompok sasaran, mulai dari anak SD hingga SMK, memerlukan dana yang cukup besar.