Program Diklatda ini terdiri dari empat sesi utama yang berfokus pada pengembangan organisasi, pemahaman kearifan lokal, strategi kewirausahaan berkelanjutan, serta penanaman nilai-nilai kebangsaan.
Beberapa pemateri dalam sesi ini, antara lain Syafaat Perdana dan Heru Mahyudin, yang menyoroti pentingnya budaya organisasi yang solid dan adaptif.
Sementara itu, Tedi Bharata Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN bersama Elisabeth Ratu Rante Allo dari Dinas PPKUKM Jakarta membahas penerapan kearifan lokal dalam inovasi bisnis.
Sesi yang dipandu oleh Wamendag Dyah Roro Esti mengupas strategi kewirausahaan berkelanjutan, sedangkan Willem Rampangilei dalam sesi kebangsaan mendorong peserta untuk menumbuhkan semangat patriotisme dalam menjalankan bisnis.
Diklatda kali ini juga menghasilkan Nota Kesepahaman Kolaborasi antara HIPMI Jaya dan Akselerasi Ide Nusantara “Alpha JWC”.
Adapun Ruang lingkup Perjanjian Kerja Sama ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Peningkatan kapasitas melalui pelatihan, workshop dan temu bisnis sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak;
2. Penyediaan informasi terkait peluang dan potensi pendanaan untuk startup, dan;
3. Pemberian edukasi dan informasi terkait rangkaian proses pendanaan, pengembangan bisnis, trend perkembangan dan tantangan di dunia industri dan startup. ***