Inilah Penyebab Musim Kemarau Masih Terjadi Hujan Deras di Sebagian Besar Wilayah Indonesia

Photo Author
- Minggu, 7 Juli 2024 | 19:25 WIB
Sejumlah wilayah Indonesia terdampak hujan musim kemarau (foto: GENMUSLIM.id/dok: bmkg.go.id)
Sejumlah wilayah Indonesia terdampak hujan musim kemarau (foto: GENMUSLIM.id/dok: bmkg.go.id)

Ternyata keadaan tersebut penyebabnya adalah adanya dinamika atmosfer skala regional - global yang cukup signifikan.

Beberapa yang terjadi ialah fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial yang terjadi di sebagian daerah seperti Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan wilayah Papua. 

Air laut yang mulai memanas pun meningkatkan suhu secara signifikan, kemudian menyebabkan adanya penguapan dan terjadinya penggumpalan awan yang lumayan besar di Indonesia.

Guswanto menegaskan, adanya fenomena di atmosfer yang memicu adanya dinamika perkembangan cuaca yang menyebabkan hujan.

"Fenomena atmosfer inilah yang memicu terjadinya dinamika cuaca yang berakibat masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia," tegasnya.

Di sisi lain Andri Ramdhani selaku Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, adanya dampak dari beberapa fenomena cuaca.

Diperkirakan memunculkan adanya potensi turun curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Hujan tersebut diperkirakan akan disertai kilat dan angin kencang di sebagian besar wilayah Indonesia, prediksinya dikatakan terjadi pada tanggal 5 - 11 Juli 2024.

Baca Juga: Kalian Wajib Tahu Drakor Forecasting Love and Weather! Jika Penasaran dengan Pekerjaan yang Dilakukan BMKG

Daerah-daerah tersebut diantaranya Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, serta Papua.

Ia mengimbau seluruh warga untuk tetap waspada dengan potensi turun hujan lebat yang berdampak buruk pada lingkungan. Bahkan dikhawatirkan bisa menyebabkan bencana banjir dan lainnya.

Terutama warga yang tinggal di daerah perbukitan, dataran tinggi, dan sepanjang DAS (Daerah Aliran Sungai).

Bahkan lebih lanjut, akan ada kemungkinan cuaca ekstrem seperti hujan lebat yang disertai angin kencang dan hujan es.

Hal ini terjadi di wilayah Bedahan, Sawangan, Kota Depok pada tanggal 3 Juli lalu. 

Andri menyebutkan kejadian tersebut karena adanya awan Cumulonimbus (CB). Sebab adanya daya angkat atau konvektif yang cukup kuat di wilayah tersebut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ninik Reatni Rukmiantika

Sumber: BMKG

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X