Dia menyadari bahwa mungkin masalah tidak selesai secara menyeluruh, karena sebagai anak muda masih butuh ilmu, pengalaman, tapi bagaimana caranya agar kita menjadi bagian di dalamnya.
Baca Juga: Kuliah Gratis: Indonesia Sediakan 4 Program Beasiswa Kedokteran Tahun 2024, Camaba Yuk Merapat!
Dari hal itulah, dia berpikir anak muda punya apa? Akhirnya dia pun menyadari bahwa, anak muda punya sosial media.
Sherly Annavita menyampaikan bahwa, jangan tunggu sempurna baru mau memulai, tapi mulai dulu, pelan-pelan baru menyempurnakan apa yang sudah dimulai.
Dalam podcast itu juga Bang Don menanyakan perihal background Sherly Annavita yang semasa dibangku sekolah sering mengikuti lomba tilawah atau perlombaan MTQ lainnya.
“Tapi, sempat ikut tilawah Quran, ikut lomba MTQ gitu, jadi pertanyaannya apakah Kak Sherly itu pernah mondok?" tanya Bang Don.
Sherly Annavita mengatakan bahwa dirinya menjadi santri kalong yang hanya ikut kegiatan mondok di malam hari saja.
“Keinginan untuk mondok di waktu SD itu ada. Tapi, orangtua tidak setuju. Hanya diizinkan untuk ikut belajar di malam hari saja, belajar ngaji, kitab-kitab. Setelah belajar malamnya selesai, balik ke rumah dan beraktifitas lagi di sekolah fullday pagi sampai sore,” terangnya.
Baca Juga: 3 Cara Mengubah Mindset Ala Sherly Annavita Rahmi, yang Terakhir Jadi Kunci Sukses Bagi Anak Muda
Dia tidak menjadikan hal itu masalah yang dapat menghambat pendidikannya, karena baginya yang penting itu adalah didiskusikan terlebih dahulu.
Sherly Annavita pun memberikan pesan, sebagai anak yang berbeda pendapat dengan orang tua, itu bukan akhir dari dunia. Selagi kita bisa tanggungjawab dengan apa yang diinginkan, tidak neko-neko.
Komunikasikan dengan baik, lalu buktikan bahwa kita benar-benar ingin itu, bukan ikut-ikutan karena tren atau viral.
Kembali berbicara mengenai pendidikan, dia juga menyatakan bahwa pendidikan itu juga berpengaruh dari lingkungan.
Permisalan dari cita-cita yang berubah-ubah. SD sampai SMP pengen jadi pilot. Ketika SMA, Sherly mulai membaca, melihat, menonton, mengamati isu-isu dunia luar sehingga dia tertarik untuk menjadi seorang duta besar.
Keinginan untuk melanjutkan pendidikan telah ternanam dalam diri Sherly Annavita, sehingga dia pun kembali meminta izin kepada orangtuanya, dan diizinkan.