GENMUSLIM.id- Tiga pasangan capres cawapres saling berbalas pantun dalam penutup pidatonya, tak terkecuali Mahfud MD yang saat itu menutup pidato paslon nomor urut 3 dengan 2 buah pantun.
Sambutan capres cawapres ini disampaikan berdasarkan nomor urut masing-masing yang telah didapat dan Mahfud MD beserta rekannya Ganjar Pranowo mendapatkan urutan ketiga dalam berpidato.
Terlihat Mahfud MD sangat mempersiapkan 2 pantunnya, termasuk salah satunya adalah perihal memperkuat bantuan ke Palestina.
Baca Juga: Perusahaan Ini Dukung Palestina dengan Menyumbang Rp 1 Miliar melalui BAZNAS RI, Cek Selengkapnya!
Berikut bunyi kedua pantun tersebut
"Hukum yang tegak harapan kita, sejahtera merata di depan bersama. Ganjar mahfud pilihan kita, gotong royong pilih nomor tiga," kata Mahfud.
"Membakar seafood dari Palu, ke negeri Cina naik pesawat, kalaupun Ganjar Mahfud menang pemilu, dukungan ke Palestina makin menguat," tambah Mahfud membacakan pantun keduanya.
Khusu pantun kedua ini menjadi sorotan public, sebab pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD menjanjikan memperkuat bantuan ke Palestina ditengah hangatnya konflik yang terjadi di negara tersebut.
Pasangan capres cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapat nomor urut 3, dalam pengundian nomor urut peserta Pilpres 2024. Ganjar memamerkannya dengan salam metal tiga jari.
Ganjar mengumpamakan, nomor 3 itu seperti sila ketiga Pancasila yakni Persatuan Indonesia.
Baca Juga: Jadi Alternatif, Ini Dia Daftar Produk Brand Lokal yang Pro Palestina, Simak Yuk Ada Apa Saja?
Dia menginginkan, Pemilu 2024 berjalan gembira.
"Jadi kita mendapatkan nomor 3 itu pas, sesuai dengan sila ketiga, Persatuan Indonesia. Tetap satukan semuanya, dalam proses politik yang menggembirakan," ucap Ganjar saat menyampaikan pidato politik di kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa, 14 November 2023.”
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu mengungkapkan, beberapa hari ini masyarakat disuguhkan menonton 'drakor' yang menarik perhatian publik. Menurutnya, drama-drama itu seharusnya tidak perlu terjadi dalam pesta demokrasi 2024.
"Seharusnya kita sedang memulai memulai sesuatu perayaan demokrasi melalui pemilu, dan namun melihat situasi belakangan ini tentu kami mendengarkan banyak pihak, kita menangkap apa yang menjadi kegelisahan suasana kebatinan yang muncul di masyarakat, ada tokoh agama ada guru-guru bangsa, ada seniman dan budayawan, dan banyak lainnya," ungkap Ganjar.
