Bukan hanya kanker paru-paru, tetapi jenis kanker lain juga memiliki potensi untuk menjangkit masyarakat yang tinggal di lingkungan berpolusi.
Sebuah studi pada tahun 2000-2016 berhasil menemukan hubungan antara kejadian kanker paru-paru dengan paparan polusi udara dari pembangkit listrik tenaga uap batu bara.
Baca Juga: Imersif Ruang Baru Imajinasi, Apakah menjadi Tren Wisata Audio Visual di Jakarta?
- Penyakit kardiovaskular.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa manusia yang sering terpapar polusi udara rentan terkena penyakit jantung dan pembuluh darah.
Jenis polutan ini utamanya berasal dari paparan particulate matter.
Bilamana terhirup, zat polutan akan masuk dan merusak fungsi pembuluh darah.
Kondisi ini memungkinkan terbentuknya plak pada arteri, sehingga dapat meningkatkan resiko penyakit arteri koroner.
- Penyakit Neurodegeneratif.
Penyakit ini menyerang saraf akibat dari penurunan fungsi otak (Neurodegeneratif).
Berdasarkan penelitian di University of Washington, polusi udara memberi peluang besar untuk berkembangnya penyakit Parkinson, Alzheimer dan jenis demensia lainnya.
- Masalah kehamilan dan janin.
Dampak dari polusi udara juga dapat mengintai masalah kesehatan pada janin yang dikandung para ibu hamil.
Ibu hamil yang terpapar polusi udara lebih berisiko melahirkan anak dengan berat badan lahir yang rendah.
Selain itu, dapat mengakibatkan autisme, serta meningkatkan risiko masalah kognitif dan emosional pada anak tersebut saat remaja.
Baca Juga: Oknum DPRD DKI Jakarta Cinta Mega yang Bermain Judi Online Saat Rapat Paripurna Dipecat!
- Menyebabkan gatal-gatal pada kulit.
Debu dan zat polutan yang tersebar lewat udara bisa menempel pada kulit dan dapat memberi rasa gatal hingga bersisik.