Konflik yang dimulai pada Oktober 2023 ini dipicu oleh serangan Hamas yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel selatan. Tujuan utama Israel dalam perang ini adalah untuk menghancurkan kelompok Hamas.
Akibat perang Israel dan Hamas menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur sipil di Gaza, termasuk sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah.
Akibatnya, lebih dari 47.000 warga Palestina dilaporkan tewas, meskipun banyak ahli memperkirakan angka tersebut jauh lebih tinggi.
Meskipun banyak pemimpin Hamas yang tewas, kelompok ini tetap memiliki kehadiran yang kuat di Gaza.
Setelah gencatan senjata, terlihat banyak pejuang Hamas di jalan-jalan, menunjukkan bahwa mereka masih mampu merekrut anggota baru.
Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, menyatakan bahwa Hamas tetap menjadi kekuatan dominan di Gaza, yang dapat mempersulit rencana pemerintahan pascakonflik yang tidak melibatkan mereka.
Dengan situasi yang terus berkembang, kehadiran kontraktor keamanan swasta ini diharapkan dapat memberikan sedikit ketenangan bagi warga Palestina yang ingin kembali ke rumah mereka, meskipun tantangan besar masih harus dihadapi di wilayah yang penuh ketegangan ini. ***