internasional

Mantan Tahanan Termuda Palestina yang Dibebaskan, Akui Alami Penindasan dan Sejumlah Perlakuan Intimidasi

Jumat, 24 Januari 2025 | 11:34 WIB
Tahanan termuda Palestina dibebaskan saat kesepakatan pertukaran tawanan selama gencatan senjata (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Anadolu/py)

"Ada pelecehan nyata" katanya, merujuk pada insiden seperti perempuan yang kembali dari sel isolasi tanpa mengenakan hijab mereka.

Karena kondisi sulit yang dialaminya, Khwais mengaku: "Penjara mengubah banyak hal dalam diri saya."

Kondisi keras dan metode interogasi yang berat menyebabkan Khwais menderita masalah kesehatan, menghadapi tantangan yang jauh melampaui usianya selama di penjara Israel.

"Penjara banyak mengubah saya. Setelah 37 hari interogasi di Al-Maskobiya (pusat penahanan Israel di Yerusalem Barat), saya tidak mampu bertahan lagi. Dalam perjalanan ke pengadilan, di bawah tekanan berat, saya tiba-tiba mendapati diri saya di rumah sakit," tuturnya.

Remaja Palestina ini menggambarkan bagaimana kesehatan nya menjadi turun drastis saat itu, ia mengalami tanda-tanda stroke, dan juga terdapat cairan di sekitar jantung juga permasalahan tekanan darah.

"Saya dirawat di rumah sakit, dan saat mencoba bergerak, saya menyadari bahwa saya diborgol. Saat itulah saya sadar bahwa saya masih di penjara."

Baca Juga: Rayakan Kesepakatan Gencatan Senjata, Zakat in Gaza Salurkan Satu Ton Semangka untuk Warga Palestina

Meskipun berjuang melawan penyakit dan belenggu, Khwais lebih khawatir dengan reaksi keluarganya terhadap kondisinya ketimbang penderitaannya sendiri.

"Saya takut mereka akan memberi tahu keluarga saya tentang penyakit saya, tapi saya tetap meminta mereka untuk mengabari keluarga saya," katanya.

Israel pun melarangnya untuk bertemu dengan pengacara, serta Khawais juga bercerita mengenai perlakuan buruk selama pemeriksaan medis.

"Saat saya harus dipindahkan ke bagian lain untuk tes, mereka menangani saya dengan kasar meskipun saya dalam keadaan diborgol. Seorang dokter bahkan meminta polisi memanggilnya segera jika kondisi saya memburuk," kenangnya.

Meski sudah mengeluh kepada seorang petugas polisi tentang rasa sakitnya, ia justru diancam:

"Saya akan mematahkan mulutmu," kata petugas itu.

Khwais menjelaskan bahwa ia berniat melaporkan kejadian tersebut ke pengadilan dan meminta perawatan medis.

Baca Juga: Timnas Indonesia Bikin Kagum FIFA, Ini Kata Marselino Ditanya Soal Pildun 2026 hingga Ambisi Jelang Kontra Australia

Halaman:

Tags

Terkini