GENMUSLIM.id - Pemandangan mengejutkan muncul dari Gaza ketika pejuang Hamas ikut merayakan di jalanan. Hal ini memicu reaksi marah dari warga Israel.
Setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menjanjikan "kemenangan total" atas Hamas, rekaman perayaan ini menimbulkan keraguan dan kemarahan di kalangan publik Israel.
Pada hari Minggu, Israel menyaksikan dengan tegang saat tiga tawanan mereka dibebaskan dari penahanan Hamas setelah 471 hari.
Pembebasan ini terjadi sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang juga melibatkan pembebasan 90 wanita dan anak-anak Palestina dari penjara Israel.
Momen emosional ini disaksikan oleh kerumunan di Tel Aviv, yang berkumpul untuk menyaksikan kembalinya Romi Gonen, Emily Damari, dan Doron Steinbrecher.
Ketiga wanita tersebut pertama kali terlihat saat dipindahkan ke Palang Merah di Kota Gaza, dikelilingi oleh pejuang Hamas bersenjata yang mengawasi kerumunan warga Palestina yang ingin tahu.
Rekaman ini, ditambah dengan gambar pejuang Hamas berparade di truk-truk bersih di seluruh Gaza, mengejutkan publik Israel dan menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas perang yang telah berlangsung selama 15 bulan.
Netanyahu berjanji untuk menghapuskan Hamas, tetapi reaksi publik menunjukkan ketidakpuasan. Amichai Eliyahu, mantan menteri dari partai sayap kanan Jewish Power, bahkan merayakan momen tersebut di media sosial, menandai "wajah kemenangan total".
Namun, jurnalis independen Israel, Israel Frey, mencatat adanya kejutan di kalangan publik Israel setelah melihat gambar-gambar tersebut.
Baca Juga: Mengenal Sosok Khalida Jarrar: Aktivis Palestina yang Dikenal dan Dihormati, Kini Bebas dari Penjara
Dilansir GENMUSLIM dari Middleeasteye pada Rabu 22 Januari 2025, Frey menyoroti bahwa pandangan Israel terhadap warga Palestina seringkali terdistorsi oleh narasi yang merendahkan dan mendiskreditkan.
Frey berpendapat bahwa masyarakat Israel, dari warga lokal hingga kaum liberal, telah terpengaruh oleh pandangan yang menyamakan warga Palestina dengan kelompok ekstremis.
Amal Oraby, seorang pengacara dan aktivis hak asasi manusia Palestina, menambahkan bahwa media Israel memanfaatkan momen ini untuk memperkuat narasi bahwa tidak ada warga sipil yang tidak bersalah di Gaza.