Dia mengungkapkan rasa kehilangan yang mendalam, tetapi tetap optimis untuk masa depan.
Ahmad al-Mohsen dari Khan Younis juga berharap untuk kembali ke kampung halamannya di Rafah.
Ahmad al-Mohsen juga mengungkapkan meski rumahnya hancur atau tidak dia akan tetap kembali ke rumah nya.
Meskipun banyak yang merayakan gencatan senjata, Shahine merasa tidak bisa merayakannya.
"Kami harus menghormati para martir. Gencatan senjata adalah hak rakyat Palestina, dan setiap negara harus menekan Israel untuk mencapai kesepakatan," tegasnya.
Wael berharap agar kehidupan normal segera kembali, dengan anak-anak bisa bersekolah dan rumah sakit beroperasi lagi.
Dia juga berharap bahwa awal diumumkannya gencatan senjata menjadi awal dari pembebasan seluruh tanah Palestina.
Bagi Mohsen, Jalur Gaza akan kembali "lebih indah dari sebelumnya, tetapi akan memakan waktu lama."
Dia berharap gencatan senjata ini dapat menjadi langkah awal menuju perdamaian yang langgeng, sehingga warga Gaza dapat hidup tanpa rasa takut dan penderitaan.
Dengan harapan baru di tengah kesedihan, warga Palestina di Gaza menantikan masa depan yang lebih baik setelah gencatan senjata ini. ***