GENMUSLIM.id - Hampir 50 warga Palestina tewas pada Kamis 26 Desember 2024 karena serangan udara yang dilakukan oleh Israel.
Serangan udara ini menghantam sebuah gedung yang berada di seberang markas Rumah Sakit Kamal Adwan di jalur Gaza Utara Palestina.
Korban yang syahid dalam serangan udara Israel ini ada tiga tenaga medis dan juga pekerja.
Dikutip GENMUSLIM dari Anadolu pada Sabtu 28 Desember 2024 Direktur Rumah sakit Hussam Abu Safia memberikan kesaksian,
"Ada hampir 50 syuhada, termasuk tiga staf medis kami, di bawah puing-puing sebuah gedung di seberang Rumah Sakit Kamal Adwan di kawasan Proyek Beit Lahia setelah dibom oleh pesawat tempur Israel," kata Hussam Abu Safia dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Israel Tutup Kedutaan di Irlandia, Pemerintah Setempat Berencana Mengubahnya Jadi Museum Palestina
Beliau sendiri menjelaskan bahwa ada staf medis dan bekerja yang sedang berada di gedung ketika serangan udara Israel menargetkan tempat tersebut, dimana korban tinggal di sana bersama keluarga mereka.
Abu Safia memberikan keterangan dan mengidentifikasi staf medis yang tewas sebagai Ahmed Samour, seorang dokter anak; Israa, seorang teknisi laboratorium; dan Fares, seorang teknisi pemeliharaan di rumah sakit.
Israel meluncurkan serangan darat berskala besar di Gaza utara pada 5 Oktober dengan dalih mencegah kelompok Palestina Hamas untuk berkumpul kembali.
Tapi warga Palestina sendiri mengatakan bahwa Israel sedang berupaya untuk menduduki wilayah tersebut dan secara paksa melakukan penggusuran terhadap penduduknya.
Sejak saat itu, bantuan kemanusiaan yang memadai, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, tidak diizinkan masuk ke wilayah tersebut, membuat penduduk yang tersisa berada di ambang kelaparan.
Israel telah menewaskan lebih dari 45.000 orang di Gaza sejak serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan wilayah tersebut hancur lebur.
Bulan lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.