GENMUSLIM.id - Setelah menghadapi berbagai macam kesulitan terutama yang secara intens terjadi sejak 7 Oktober 2023 mulai dari pengeboman, peristiwa nakba kedua, hingga terganggunya sistem kesehatan, Masyarakat Gaza dihadapkan lagi dengan ancaman baru.
Ancaman tersebut berupa bahaya penyakit yang berasal dari virus polio yang menyebabkan masyarakat gaza beresiko mengalami kelumpuhan.
Dikutip GENMUSLIM.id dari science.org, Departemen Kesehatan Gaza pada 16 Juli 2024 mengumumkan bahwa virus polio terdeteksi di air limbah Gaza.
6 sampel limbah air yang diambil pada akhir juni di sekitar Khan Younis dan Deir Al-Balah itu menunjukkan bahwa virus polio telah berkembang di sekitar tempat tersebut.
Baca Juga: Berita Palestina Hari Ini: Wakil Ketua Majelis Syura PKS Apresiasi Keputusan ICJ Terhadap Israel
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa dua tempat ini merupakan tempat pengungsian bagi warga Gaza. Temuan ini menandakan bahwa virus telah tersebar di sana.
Sejauh ini, belum ditemukan kasus kelumpuhan yang disebabkan oleh virus pada masyarakat Gaza.
Meski demikian, virus polio ini dapat mengancam anak-anak Gaza. Mereka harus hidup di situasi mencekam mulai dari ancaman militer, kekeringan, kelaparan, hingga kelumpuhan.
Dr. Zahira Jaser seorang Senior Lecturer dari University of Sussex Business School menanggapi hal ini dalam salah satu cuitannya di akun X pribadinya @ZahiraJaser.
“Biarkan aku mengulangi ini secara perlahan untukmu: Virus polio muncul lagi di Gaza sehingga tentara Israel mendapatkan vaksin polio. Sementara itu, sistem kesehatan Palestina ambruk oleh bom-bom Israel dan anak-anak Palestina tidak terlindungi dari virus”.
Jelas bahwa virus polio merupakan salah satu virus yang sangat mematikan.
Dikutip GENMUSLIM.id dari akun X Dr. Ali Tawil @alitawil92 seorang dokter di jalur Gaza, ia mengatakan bahwa penjajah telah menghancurkan pabrik limbah sehingga limbah meluap ke jalan-jalan dan menjadi tempat virus berkembang.
Sebelum genosida ini terjadi, stok vaksin polio yang tersedia ada sekitar 300.000. Namun, saat ini tidak diketahui berapa stok vaksin yang tersisa karena penjajah telah menghancurkan rumah sakit dan fasilitas kesehatan.