GENMUSLIM.id – Baru-baru ini serangan udara Israel menggempur berbagai wilayah di Gaza, termasuk Rafah, di perintah tengah evakuasi yang dikepung oleh militer Israel dan peringatan dari PBB tentang potensi bencana kemanusiaan besar jika terjadi invasi langsung ke kota yang padat penduduk tersebut.
Serangan udara dari selatan hingga utara Gaza menyebabkan sedikitnya 21 orang tewas di Gaza tengah.
Serangan lainnya juga terjadi di Gaza bagian utara.
Para korban dibawa ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di kota Deir Al-Balah, di mana mayat-mayat yang ditutupi kain putih tersebar di halaman rumah sakit.
Baca Juga: Semenjak 7 Oktober, Korban Meninggal Tembus 35000 Orang, Warga Palestina Tetap Bertahan di Rafah
Di Rafah, Saksi mata melaporkan adanya serangan udara hebat di dekat perbatasan dengan Mesir.
Gambar-gambar menunjukkan asap tebal membubung di atas kota tersebut.
Pada hari Selasa lalu, pasukan Israel menyita dan menutup penyeberangan Rafah di sisi Palestina, memutus pasokan bahan bakar ke Gaza, setelah diperintahkan penduduk Rafah timur untuk mengungsi.
Militer Israel menyatakan bahwa mereka menuju Rafah timur untuk mengejar militan Palestina.
Pertempuran di perbatasan Rafah terus berlanjut, dengan militer Israel pada hari Jumat memperluas perintah untuk datang ke lebih banyak wilayah di timur Rafah.
Perintah tersebut diposting di media sosial oleh juru bicara militer Avichay Adraee, yang menyebut daerah tersebut sebagai lokasi aktivitas teroris Hamas baru dalam beberapa hari dan minggu terakhir.
Perang ini dimulai dengan serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel, yang menyebabkan lebih dari 1.170 orang terbunuh, sebagian besar adalah warga sipil.
Militan Hamas juga menyandera sejumlah orang, dengan Israel mengira 128 sandera masih berada di Gaza, termasuk 36 orang yang menurut militer telah terbunuh.
Serangan balasan Israel telah menghitung sedikitnya 14.971 orang di Gaza, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan wilayah yang dikelola Hamas.