GENMUSLIM.id – Di seluruh Amerika Latin, komunitas Muslim merayakan Ramadhan tahun ini tanpa suasana perayaan yang biasa terjadi saat berbuka puasa karena penderitaan di Gaza, di mana lebih dari 32.000 warga Palestina telah terbunuh sejak perang dimulai pada 7 Oktober.
Dari Uruguay hingga Brasil, dan dari El Salvador hingga Kolombia, masjid-masjid menjadi tempat perjumpaan yang sarat dengan doa-doa dan harapan, bukan semata tempat perayaan bagi mereka muslim Amerika latin.
Tradisi pesta yang meriah digantikan oleh suasana duka yang menghantui umat Amerika latin.
Para perempuan yang biasanya sibuk memasak hidangan lezat kini menahan air mata di dalam hati, sementara keluarga dan teman-teman yang biasanya berkumpul untuk berbuka puasa bersama, kini terpisah oleh kedalaman kesedihan.
"Kami hanya ingin berdoa dan berdiam diri di rumah," ujar Shakerat dengan suara yang penuh kehampaan. "Kami hanya ingin perang ini berakhir. Kami lelah. Kami ingin kedamaian."
Meskipun jarak yang memisahkan, komunitas Muslim di Amerika Latin merasakan getirnya penderitaan di Gaza seperti halnya mereka yang berada di tanah Palestina.
Sheikh Adil Pechliye, seorang pemimpin spiritual di Masjid Palestina di kota Criciuma, Brasil, menegaskan bahwa meskipun demografi masyarakat telah berubah, hubungan emosional dengan Palestina tetap kokoh.
"Kami telah bergabung dengan komite pro-Palestina Criciuma, dan aktif dalam protes dan demonstrasi menentang genosida di Gaza," ucapnya dengan penuh semangat.
Pechliye, yang melahirkan ceramah dan menyebarkan informasi tentang Gaza, menegaskan bahwa dukungan terhadap Palestina tetap teguh, meskipun pandangan media lokal cenderung bersimpati pada Israel.
Di negara-negara lain di Amerika Latin, semangat solidaritas terhadap Gaza juga berkobar. Di El Salvador, mesjid-mesjid menjadi tempat berkumpul untuk mengirimkan doa-doa dan dukungan kepada warga Palestina.
Sheikh Guillermo Sanchez dari Mezquita Palestina Tierra Santa mengungkapkan kesetiaan komunitasnya terhadap tanah Palestina yang diwariskan oleh presiden El Salvador, Nayib Bukele.
"Pada malam hari kami akan makan bersama saudara-saudara kami di sini, tetapi warga Gaza tidak akan mendapatkan apa pun," ujar Sheikh Amr Nabil, seorang pemuka komunitas di Cali, Kolombia, dengan suara penuh kepedihan.