internasional

Menlu RI Walk Out dari Open Debate DK PBB, Sebut Israel Sengaja Hapus Palestina dari Peta Dunia

Kamis, 25 Januari 2024 | 15:14 WIB
Menlu RI, Retno Marsudi (Genmuslim.id/Dok. Tangkapan Layar kanal Youtube VOA)

 

GENMUSLIM.id - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI), Retno Marsudi memilih untuk walk out atau meninggalkan ruangan saat menghadiri Open Debate Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) mengenai perang Israel-Palestina. 

Tindakan walk out Menlu RI terjadi ketika Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, memberikan pidato dalam debat tersebut.

Menlu RI meninggalkan ruangan setelah sebelumnya menyuarakan penentangan keras terhadap agresi Israel di Jalur Gaza dan mendesak adanya gencatan senjata penuh. 

Baca Juga: Ngadi-ngadi! Menlu Israel Usulkan Agar Warga Gaza untuk Pindah ke Pulau Buatan Saat Bertemu Para Menlu Uni Eropa

Sidang DK PBB mengenai konflik Palestina-Israel digelar di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat, pada Selasa, 23 Januari 2024.

Retno Marsudi mengatakan Indonesia menolak keras pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang menentang pembentukan negara Palestina setelah perang berakhir, dengan menyatakan bahwa pernyataan tersebut tidak dapat diterima.

Melu RI menyampaikan pernyataan penolakan tersebut dalam Open Debate DK PBB pada Rabu, 24 Januari 2024. 

Retno Marsudi menekankan bahwa pernyataan Benjamin Netanyahu mencerminkan tujuan Israel untuk menghapus Palestina dari peta dunia.

Baca Juga: Menlu Retno Marsudi Desak Gencatan Senjata Permanen Israel-Palestina dalam Open Debate DK PBB

Serta Retno Marsudi mempertanyakan sikap DK PBB dalam menghadapi niat tersebut.

"Hal ini menegaskan tujuan akhir Israel untuk menghapus Palestina dari peta dunia. Akankah Dewan ini tinggal diam menghadapi niat tersebut?” kata Retno dilansir dari kana Youtube Kemenlu RI.

Menlu Retno Marsudi kembali mengajukan desakan untuk dilakukannya gencatan senjata permanen di Gaza. 

Selain itu, ia menyoroti pentingnya upaya rekonstruksi pasca konflik dan mendukung proses solusi dua negara. 

Halaman:

Tags

Terkini