Seiring dengan meningkatnya ketegangan di kawasan, IRGC pun mengambil langkah tegas dengan memerintahkan seluruh anggotanya untuk berhenti menggunakan perangkat komunikasi tertentu.
Langkah ini dilakukan setelah serangan sabotase di Lebanon yang melibatkan teknologi serupa.
IRGC dilaporkan telah meluncurkan operasi besar-besaran untuk memeriksa seluruh perangkat yang digunakan anggotanya, terutama perangkat yang mengandung baterai dan teknologi komunikasi.
Klaim ini, meskipun kontroversial, mencerminkan meningkatnya kewaspadaan Iran terhadap ancaman serangan dari Israel.
Baca Juga: Ribuan Warga New York Lakukan Aksi Protes Kecam Militer Israel: Flood Manhattan for Lebanon!
Menurut laporan, IRGC telah berusaha memastikan bahwa perangkat yang digunakan oleh anggotanya tidak memiliki potensi risiko sabotase.
Sebagian besar perangkat yang digunakan IRGC, menurut mereka, berasal dari Tiongkok atau Rusia, namun ancaman dari teknologi buatan Israel tetap menjadi perhatian utama.
Di tengah situasi ini, Hamas, kelompok yang juga memiliki hubungan dekat dengan Iran, juga menjadi sorotan.
Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, dilaporkan belum berkomunikasi dengan para pemimpin militer dan politik lainnya selama beberapa minggu, memicu spekulasi bahwa ia mungkin telah tewas.
Israel dikabarkan sedang menyelidiki kemungkinan kematiannya, dan beberapa laporan menunjukkan bahwa jenazah yang diambil dari Gaza sedang diuji untuk memastikan apakah salah satu dari mereka adalah Sinwar.
Ketegangan di kawasan Asia Barat terus meningkat seiring dengan eskalasi konflik antara Israel, Hizbullah, dan Iran.
Dengan situasi yang semakin memanas, banyak pihak khawatir bahwa perang yang lebih luas mungkin tidak dapat dihindari jika solusi diplomatik tidak segera ditemukan.
Iran terus menyelidiki peristiwa di Lebanon dan insiden yang menewaskan mantan presiden mereka, sementara Israel memperkuat langkah-langkah keamanan di wilayahnya untuk menghadapi kemungkinan ancaman lebih lanjut. ***