GENMUSLIM.id - Ayah Mahir Diyab Al Jazi, seorang warga Yordania yang menjadi perhatian dunia setelah melakukan serangan terhadap tentara Israel di perbatasan Tepi Barat, menyatakan kebanggaannya atas tindakan anaknya.
Dikutip GENMUSLIM dari Grup WhatsApp Ruang Berita Islam I pada Selasa 17 September 2024, Serangan ini, yang terjadi pada 8 September di dekat Gerbang Perbatasan Jembatan Allenby, menewaskan tiga tentara Israel.
Ayah Mahir, Haji Diyab Al Jazi, mengungkapkan perasaan bangganya kepada media saat menerima belasungkawa dari kerabat dan tetangga di Yordania.
Haji Diyab Al Jazi menyatakan bahwa anaknya, Mahir Diyab Al Jazi, adalah seorang pahlawan yang berani melakukan operasi syahid demi membela Islam dan rakyat Gaza.
"Saya bangga dan merasa terhormat telah membesarkan seorang pemuda yang siap mengorbankan nyawanya untuk melawan penindasan Israel," katanya.
Tindakan Mahir ini dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap penindasan yang terjadi di Tepi Barat dan Gaza, yang terus berlangsung di bawah kekuasaan Israel.
Baca Juga: Afganistan Kampanyekan Anti Narkoba: Apa Saja Dampaknya terhadap Krisis Ekonomi di Pedesaan?
Serangan yang dilakukan oleh Mahir Diyab Al Jazi bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri.
Ayahnya menegaskan bahwa siapa pun yang menyaksikan penderitaan rakyat Palestina, baik di Gaza maupun Tepi Barat, akan terdorong untuk melakukan hal serupa.
"Setiap orang Arab dan Muslim yang melihat pembantaian di Gaza ingin melakukan hal yang sama seperti Mahir. Jika saya berada di Palestina, saya juga akan siap menjadi syahid untuk membela Islam dan rakyat Palestina," ujar Haji Diyab.
Dalam pernyataan yang penuh emosi, Haji Diyab Al Jazi mengingat momen saat ia pertama kali mendengar berita tentang serangan di perbatasan Tepi Barat.
"Kami mendengar kabar serangan itu di berita, dan awalnya kami tidak menyangka bahwa pelakunya adalah Mahir. Namun, saat kabar itu menyebar, kami akhirnya tahu bahwa anak kami telah melakukan operasi syahid dan berhasil menewaskan tiga tentara Israel," tambahnya.
Aksi yang dilakukan oleh Mahir Diyab Al Jazi diakui oleh banyak warga Yordania dan dunia Arab sebagai bentuk perlawanan terhadap penindasan Israel.