GENMUSLIM.id - Pada hari ke 340 sejak dimulainya eskalasi kekerasan antara Israel dan Gaza, dunia kembali dikejutkan dengan salah satu pembantaian paling mengerikan.
Dikutip GENMUSLIM dari Grup WhatsApp Ruang Berita Islam I pada Rabu, 11 September 2024, Serangan terbaru ini menambah daftar panjang korban jiwa, memperparah penderitaan rakyat Palestina yang tinggal di Jalur Gaza.
Pertahanan Sipil di Gaza melaporkan bahwa lebih dari 40 orang menjadi syahid dan lebih dari 60 orang terluka akibat serangan udara yang menargetkan tenda-tenda pengungsi di daerah Al-Mawasi dan Khan Younis.
Tragedi ini mempertegas realitas pahit yang dialami rakyat Palestina di Gaza, di mana tenda-tenda pengungsi yang seharusnya menjadi tempat perlindungan justru menjadi sasaran serangan mematikan.
Korban jiwa yang semakin bertambah setiap hari memperlihatkan dampak luar biasa dari konflik yang berlangsung tanpa henti.
Di balik angka-angka ini, ada keluarga-keluarga yang hancur, dan masa depan yang semakin tidak pasti bagi ribuan warga sipil yang masih bertahan di daerah tersebut.
Sementara itu, media Israel melaporkan bahwa tentara Israel terlibat dalam insiden di perbatasan Mesir.
Mereka dikabarkan berhasil menggagalkan operasi penyelundupan yang mencakup upaya penyerangan terhadap pasukan Israel.
Menurut Otoritas Penyiaran Israel, tentara mereka menghadapi penembakan dan upaya penabrakan saat mencoba menghentikan penyelundupan narkoba di perbatasan tersebut.
Baca Juga: Konflik Berdarah: Sejumlah Warga Gaza Terpaksa Mengungsi Ke Tepi Laut Akibat Perang Israel-Palestina
Meskipun insiden ini menambah ketegangan di perbatasan Mesir, fokus utama tetap berada di Gaza, di mana kekerasan terus memakan korban jiwa dari warga sipil yang tak berdosa.
Secara politis, situasi di Israel juga semakin memanas. Channel 12 Israel melaporkan bahwa partai sayap kanan “Kebesaran Yahudi” yang dipimpin oleh Menteri Keamanan, Ben Gvir, menolak keras usulan untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas.
Mereka menyebut upaya presiden Israel untuk membentuk pemerintahan persatuan demi memulangkan tahanan sebagai tindakan yang "tidak bertanggung jawab".