Dan apa yang terjadi pada bulan Oktober adalah hasil dan bukan tujuan umum," kata Dahlan.
"Semua orang harus bertanggung jawab atas Oktober, namun, sekarang bukan waktunya untuk akuntabilitas," tambahnya.
Komentar-komentar ini mengarah pada hubungan hangat dengan Hamas, kata salah satu sumber.
Sejak Israel melancarkan perang di Gaza pada bulan Oktober lalu, setidaknya 39.000 warga Palestina telah tewas, dan puluhan ribu lainnya terluka.
Di tengah serangan Israel yang terus-menerus, ratusan ribu rumah telah rusak atau hancur, dan sebagian besar dari populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang telah terlantar.
Sumber tersebut mengatakan bahwa Hamas memandang bocoran-bocoran tentang pemerintahan pasca-perang,
Sebagai upaya untuk memberi tekanan pada basisnya yang hancur akibat perang.
Dahlan telah menyuntikkan dana melalui operasi bantuan kemanusiaan di Gaza, yang menurut para kritikus merupakan upaya untuk mendapatkan dukungan dari populasi lokal.
Sementara UEA dituduh menggunakan platform media milik negara untuk menyebarkan narasi bahwa ini adalah jalan keluar terbaik. ***