Bras adalah kota yang didominasi para pekerja dan menjadi jantung Islam di negara Amerika Latin tersebut. Seperti kecenderungan di negara-negara non muslim, komunitas muslim di Brasil juga mengalami peningkatan yang cukup pesat.
Selama satu dekade terakhir jumlah populasi muslim meningkat dari ratusan ribu orang menjadi jutaan orang.
Selain itu hampir di seluruh Brasil terdapat masjid-masjid yang sebagian dibiayai oleh negara-negara Muslim seperti Arab Saudi dan negara-negara di kawasan Teluk.
Dibandingkan kota-kota lainnya di Brasil, denyut kehidupan komunitas muslim dan kehadiran Islam paling terasa di kota Bras, bahkan orang-orang non muslim pun sering mengunjungi tempat ibadah umat muslim dan belajar tentang agama Islam.
Menurut Muhammad Albukai seorang yang mengelola sebuah masjid di Bras cahaya Islam mulai terlihat kembali setelah datangnya imigran Arab.
Gelombang kedatangan imigran Arab tiba di kota itu pada tahun 1920-an. Mereka menghidupkan kembali cahaya-cahaya Islam melalui bermacam cara, salah satunya dengan membangun komunitas muslim yang masih berlanjut hingga sekarang.
Karena lokasinya yang berada tepat di tengah wilayah Brasil, komunitas muslim di Bras menawarkan berbagai kelas dan menyelenggarakan berbagai seminar bagi mereka yang tertarik dengan Islam.
Serangan 11 September di Amerika Serikat menjadi kunci munculnya rasa ingin tahu banyak orang tentang Islam.
“Sekarang 15% komunitas muslim kami bukan keturunan Arab tapi orang Brasil asli” kata Albukai, pakar Islam dari Universitas Sao Paulo Brasil.
Namun, belakangan ini dakwah yang dilakukan mulai menemui kendala.
Berbagai media melansir laporan bahwa sejumlah masjid di Brasil mulai kekurangan imam dan Da'i, akibatnya beberapa masjid di kawasan-kawasan kecil di Brasil menjadi sepi dari aktivitas keagamaan.
Dikhawatirkan kondisi itu bisa mempengaruhi para generasi muda muslim untuk memperdalam ilmu agama.
Beberapa tokoh agama lantas mengaitkan masalah ini dengan kurangnya dana di pusat pusat keislaman, sehingga mengakibatkan keterbatasan dari beberapa hal seperti kurangnya tenaga pengajar dalam mencetak da'i-da'i muda dari generasi Islam.
Pada faktor eksternal dukungan institusi-institusi Islam dari sejumlah negara muslim dirasakan masih kurang hal ini bisa dilihat dari minimnya jumlah buku dan literatur yang diterjemahkan ke dalam bahasa Portugis yang menjadi bahasa nasional di Brazil.***
