Tajikistan, Negara Dengan Mayoritas Muslim, Namun Presiden nya Melarang Pemakaian Hijab, Lalu Apa Alasannya?

Photo Author
- Jumat, 28 Juni 2024 | 09:24 WIB
Presiden Tajikistan,Emomali Rahmon, yang Larang Atribut Islam. (Foto: Genmuslim.id / dok. Instagam@tajikistan__news)
Presiden Tajikistan,Emomali Rahmon, yang Larang Atribut Islam. (Foto: Genmuslim.id / dok. Instagam@tajikistan__news)

Pemerintah sebelumnya melarang pria memiliki jenggot karena dinilai termasuk ke dalam kelompok radikal.

Aturan-aturan anti-Islam semacam ini bermunculan sejak Emomali Rahmon memimpin Tajikistan mulai tahun 1994 lalu.

Presiden negara mayoritas Muslim itu ingin agar Tajikistan menjadi negara yang sekuler.

~Kenapa Tajikistan Larang Pemakaian Jilbab?

Baca Juga: Bikin Bulukuduk Merinding, 4 Film Urban Legend Horor yang Ramai jadi Perbincangan, Dosen Gaib Paling Terbaru 2024

Sebelum disahkannya undang-undang larangan hijab dan “pakaian asing” ini, pemerintah telah membuat undang-undang yang melarang pakaian islami dan rok mini gaya barat pada 2007.

Larangan ini turut berimbas pada larangan hijab bagi pelajar dan meluas ke semua institusi publik.

Mantan juru bicara Misi Pengamat PBB di Tajikistan melaporkan, bahwa meningkatnya pembatasan agama di negara tersebut dalam satu dekade terakhir.

Terjadi karena meningkatnya religiusitas di kalangan masyarakat umum di Tajikistan setelah pecahnya Uni Soviet.

Banyak bermunculan masjid-masjid baru, kelompok belajar agama Islam, dan lebih banyak masyarakat yang mengenakan pakaian bergaya Islami.

Baca Juga: Lakukan Tips Sehat Saat Sarapan Pagi Ala dr. Zaidul Akbar, Biar Melek Dan Semangat Di Pagi Hari

Pada saat yang sama, kelompok bersenjata Islam juga aktif di wilayah perbatasan Tajikistan dan Afghanistan, seiring konflik Afganistan-Amerika Serikat pasca kasus 911.

Namun, sejumlah analis berpendapat, bahwa ancaman dari Islam radikal terlalu dibesar-besarkan di banyak negara Asia Tengah, termasuk Tajikistan.

Selain itu, praktik hidup Islami sebetulnya sudah diterapkan masyarakat di Tajikistan sejak lama.

Bahkan saat negara tersebut masih tergabung dalam pemerintahan Soviet dan telah menjadi budaya dan tradisi lokal.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Elison Parsaulian Nainggolan

Sumber: [email protected]

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X