Hal ini menandakan bahwa produk perangkat Huawei keluaran diatas 2019 sudah kehilangan akses terhadap sejumlah aplikasi yang terhubung dengan google.
Berikut fakta alasan dan dampak dari kejadian tersebut.
Pertama, Huawei dianggap sebagai ancaman. Eric Schmidt selaku mantan CEO Google mengatakan bahwa Huawei merupakan sebuah ancaman terhadap keamanan nasional bagi pemerintah AS.
Hal ini mengejutkan publik bahwasannya perusahaan yang telah dipercaya untuk bekerja sama dengan Google selama bertahun-tahun, ternyata melakukan tindakan seperti yang tidak mengenakan tuan rumah.
Baca Juga: Menghadap Kiblat, Syarat Sah Sholat Bagi Kaum Muslimin: Dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram
Kedua, Huawei adalah mata-mata dari Cina. Schmidt menuding bahwa teknologi asal Cina melakukan sebuah tindakan mata-mata.
Dengan memberikan informasi kepada Cina melalui jalur belakang yang ditanam pada perangkat buatannya, diharapkan mereka dapat memata-matai AS.
Hal tersebut membuat publik melempar berbagai pertanyaan,
“apa yang sebenarnya informasi yang diinginkan Huawei?” Pasalnya, Tindakan tersebut dianggap sebagai tindakan pencurian informasi.
Ketiga, Huawei tidak diperkenankan untuk membeli segala macam komponen dari Perusahaan Amerika Serikat tanpa seizinnya.
Kebijakan tersebut menjadi pukulan telak bagi Huawei.
Pasalnya produknya tidak dapat lagi dilengkapi dengan layanan google sampai sekarang.
Keempat, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sempat mengumumkan darurat nasional untuk melindungi jaringan computer Amerika Serikat dari musuh asing.
Pengumuman itu disertai penandatanganan surat perintah presuden yang secara langsung melarang semua Perusahaan AS memakai jasa telekomunikasi asing yang diyakini menghadirkan risiko keamanan negara.
