Permintaan listrik mencapai puncaknya, mencapai 8.302 megawatt, menyoroti ketidakmampuan sistem untuk menangani kebutuhan yang mendesak.
Pada 29 Mei, stasiun cuaca otomatis di pinggiran Delhi mencatat suhu ekstrem 52.9°C (127.2°F), yang ternyata disebabkan oleh kesalahan sensor.
Mohapatra menjelaskan bahwa meskipun IMB segera mengamati ketidaksesuaian ini, terungkap bahwa sensor tersebut rusak.
Meskipun pemeliharaan rutin dilakukan, sensor sensitif dapat terganggu oleh burung atau monyet, menunjukkan tantangan tambahan dalam memantau suhu yang ekstrem.
Baca Juga: Heboh! Berkat Visi 2030, Dunia hiburan Arab Saudi Membuat Destinasi Impian Baru, Sebuah Taman Air
Ketegangan yang dialami India dalam menghadapi gelombang panas ekstrem ini tidak hanya merupakan perjuangan sekarang, tetapi juga peringatan akan tantangan yang lebih besar di masa depan jika tidak ada tindakan yang diambil secara cepat dan efektif.***