GENMUSLIM.id - Palestina berjuang langsung di tengah medan perang. Namun, dibelakangnya ada banyak negara yang mendukung. Tercatat 140 lebih negara Pendukung Palestina.
Sementara itu dalam keadaan perang, ternyata negara Israel sedang mengalami konflik di dalam kabinetnya.
PM Israel, Benyamin Netanyahu sedang berselisih paham dengan Menteri Kabinet Perang, Benny Gantz.
Gantz menginginkan konflik Gaza diselesaikan dengan melibatkan demiliterisasi Jalur Gaza dan pembentukan pemerintahan sipil multinasional di wilayah tersebut.
Dikutip dari postingan Instagram onedayonejuz oleh GENMUSLIM.id pada Jumat, 24 Mei 2024 dijelaskan bahwa mantan jenderal Israel itu juga menginginkan Israel menyatakan tidak memiliki niat untuk membangun kendali militer atas Gaza.
Di sisi lain, Netanyahu tidak setuju dengan Gantz karena rencananya dapat mengarah pada pembentukan negara Palestina.
Sesuatu yang sangat ditentang oleh faksi Zionis yang mengendalikan pemerintah Israel saat ini.
Selain itu, Netanyahu juga takut kehilangan dukungan dari pemimpin Zionis seperti Bezalel Smotrich dan Itamar Ben-Gvir.
Baca Juga: Masya Allah! Begini Kisah Habib Jafar yang Memutuskan Menikah Di Pertemuan Pertama Dengan Istri
Mereka bisa saja menarik diri dari koalisi pemerintah bila ia tunduk pada kemauan Gantz.
Menurut Dr. Simon Tsipis, pakar hubungan internasional dari Tel Aviv, kondisi ini cukup berbahaya bagi Netanyahu karena ia sedang berselisih paham dengan mantan jenderal Israel.
"Mungkin ada risiko kudeta militer, karena jika Gantz dan Gallant - mereka adalah mantan jenderal dan mantan kepala staf umum - memutuskan untuk merebut kekuasaan dan memanggil mantan rekan mereka, maka tindakan ini berarti kudeta militer di Israel, penggulingan Benjamin Netanyahu dengan meyakinkan dia untuk melepaskan kekuasaannya," analisis Tsipis.
Apakah ini akan jadi awal dari kehancuran pemerintahan