GENMUSLIM.id - Pada Rabu lalu, penduduk Gaza bersamaan memperingati 76 tahun tragedi Nakba, peristiwa tragis pengusiran massal mereka dari tanah air.
Peringatan tahun ini dirayakan di tengah bencana kemanusiaan yang lebih besar akibat perang genosida Israel di Gaza, mengingatkan kembali pada perjuangan panjang dan penuh penderitaan mereka.
Tragedi Nakba, yang dalam bahasa Arab berarti malapetaka, mengacu pada peristiwa tahun 1948 ketika sekitar 700.000 warga Palestina melarikan diri atau diusir dari rumah mereka setelah berdirinya Israel.
Pengusiran ini meninggalkan luka mendalam dalam sejarah bangsa Palestina, menciptakan komunitas pengungsi yang hingga kini berjumlah sekitar 6 juta jiwa.
Mereka tersebar di kamp-kamp pengungsi di Lebanon, Suriah, Yordania, dan Tepi Barat yang diduduki Israel.
Di Gaza, pengungsi dan keturunan mereka kini menjadi mayoritas, mencapai sekitar tiga perempat dari total populasi.
Penolakan Israel terhadap hak mereka untuk kembali ke tanah air tetap menjadi salah satu isu paling krusial dan kontroversial dalam upaya perdamaian yang telah berulang kali gagal.
Saat ini, banyak warga Palestina di Gaza khawatir akan terulangnya sejarah kelam mereka dalam skala yang lebih besar.
Selama beberapa hari terakhir, ribuan warga Gaza telah mengungsi dengan mobil, kereta keledai, atau bahkan berjalan kaki ke tenda-tenda pengungsian yang sudah penuh sesak, menyusul serangan Israel yang semakin intensif.
Gambar-gambar dari evakuasi massal ini mirip dengan foto-foto hitam putih tahun 1948, meskipun banyak dari mereka yang ingin kembali ke rumah mereka.
Sekalipun tidak diusir secara massal, banyak yang khawatir bahwa kehancuran yang terjadi akan membuat mereka tidak mungkin lagi tinggal di Gaza.
Perkiraan PBB baru-baru ini menyebutkan diperlukan waktu hingga tahun 2040 untuk membangun kembali rumah-rumah yang hancur.