Bantuan AS bulan lalu dalam menembak jatuh pesawat tak berawak Iran yang diluncurkan sebagai pembalasan atas serangan terhadap konsulat menunjukkan komitmen ini.
“Kami terus mengirimkan bantuan militer, dan kami akan memastikan bahwa Israel menerima jumlah penuh yang diberikan sebagai tambahan,” kata Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Biden, kepada wartawan pada hari Senin.
“Kami telah menghentikan pengiriman bom seberat 2.000 pon karena kami yakin bom tersebut tidak boleh dijatuhkan di kota-kota padat penduduk. Kami sedang membicarakan hal ini dengan pemerintah Israel,” tambahnya.
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu pembalasan Israel, pemerintahan Biden telah dua kali menyebutkan kebutuhan darurat untuk menghindari peninjauan reguler 30 hari oleh Kongres mengenai transfer militer.
Kritikus juga menunjukkan bahwa pemerintahan Biden telah mengirimkan aliran senjata secara teratur yang tidak diketahui publik karena jumlahnya berada di bawah ambang batas pemberitahuan kongres.
Dengan segala kompleksitas dan tantangan yang dihadapi, paket senjata ini mencerminkan dinamika politik dan keamanan yang terus berkembang antara Amerika Serikat dan Israel, di tengah ketegangan yang masih membara di Timur Tengah.***