GENMUSLIM.id- Dalam pernyataan Kementerian Pembangunan Sosial Otoritas Palestina, terungkap fakta yang mengkhawatirkan terkait bantuan yang diperuntukkan di Gaza.
Menurut kementerian Sosial, bantuan untuk Palestina yang diterima hanya bisa mencukupi 20% dari total populasi Gaza.
Bahkan, dari total bantuan untuk Palestina yang masih menunggu untuk masuk, hanya sekitar 8% yang berhasil mencapai Gaza.
Keadaan ini semakin merumitkan situasi kritis yang dihadapi oleh rakyat Palestina dan menjadi masalah krusial dari dampak penjajahan yang berlarut-larut.
Sejak serangan Israel dan pemblokiran total Gaza pada Oktober 2023, bantuan kemanusiaan dan bahan bakar terhenti melalui perbatasan Rafah-Mesir di wilayah selatan.
Meskipun ada 40 ribu truk yang biasa keluar-masuk Gaza setiap harinya, hanya 9893 truk yang berhasil memasuki Gaza selama periode 7 Oktober 2023 hingga 2 Februari 2024.
Israel mengklaim bahwa 500 truk masuk setiap hari, realitanya jauh dari ekspektasi, mengingat seharusnya lebih dari 60 ribu truk dapat memasuki Gaza dalam waktu 120 hari.
Tidak hanya itu, ketidakseimbangan dan pemerataan dalam distribusi bantuan utnuk Palestina semakin memperumit keadaan.
Bagian utara Gaza, yang berdekatan dengan perbatasan Erez dan langsung bersebelahan dengan Israel hampir tidak bisa menerima bantuan.
Kerusakan infrastruktur akibat serangan membuat truk-truk dari selatan kesulitan mencapai utara Gaza.
Baca Juga: Newton of Gaza, Julukan untuk Seorang pemuda Palestina di Gaza. Yuk Kenalan Siapa Pemuda tersebut!
Pemerintah Israel, yang memiliki hubungan dengan Mesir, turut serta dalam menahan pembukaan perbatasan Rafah yang menambah kompleksitas distribusi bantuan.
Di tengah kelaparan dan kedinginan yang meluas di Gaza, pemukim ilegal Israel dari sayap kanan ekstrimis bahkan melakukan unjuk rasa menentang masuknya truk-truk bantuan ke Gaza.