Di hari berikutnya, Lail bangun sedikit lebih awal yaitu pukul 3:00, lalu beberapa saat setelahnya Lail menyiapkan hidangan untuk sarapan pagi.
Di waktu bersamaan, Qiyam terlihat sedang membicarakan sesuatu yang serius bersama dengan tiga orang yang kemarin Lail lihat dekat kampus.
Terlihat seorang Ustadzah dan suaminya yang sepertinya kedua orang tua dari Qiyam, serta wanita cantik yang ada di sebelah Ustadzah itu terlihat memperhatikan pembicaran penting tersebut.
Ternyata, Qiyam mendapatkan kabar kurang baik dari kedua orang tuanya itu.
Pasalnya, wanita yang bernama Alina yang akan ia nikahi tidak disetujui oleh kedua orang tua Alina.
Qiyam pun tampak sedih dan sedikit kecewa atas keputusan dari orang tua Alina itu, namun perlahan Qiyam menerimanya dengan lapang dada.
Saat esok harinya tiba, Qiyam pun tidak masuk menjadi dosen dan temannya masuk ke dalam kelas memberitahukan bahwa Qiyam sedang ada halangan.
Seiring berjalannya waktu, Lail pun mulai terbiasa bangun malam dan sholat, hingga sudah mulai terlihat giat bangun lebih awal.
2 Tahun kemudian, Cinta di Penghujung Malam.
Terlihat Lail sedang kembali menghafalkan ayat Al-Qur’an di sebuah mushola, dan ketika Lail lupa lanjutan ayatnya, tiba-tiba di balik gorden sebelah dekat Lail duduk, terdengar suara laki-laki yang kembali membantu melanjutkan ayat yang lupa itu.
Laki-laki tersebut ternyata Qiyam, ia kembali membantu melanjutkan ayat yang Lail lupa.
Saat Lail tengah berjalan sendirian, tiba-tiba seorang laki-laki menghampiri dan memanggilnya.
“Lail!” sapa nya.