Laki-laki tersebut ternyata Irsyad, teman Qiyam yang kemana-mana selalu barengan.
“Eemm.. Assalamu’alaikum,” salam Irsyad.
Saat Lail telah menjawab salam dari Irsyad, Irsyad melontarkan sebuah pertanyaan yang sebelumnya belum pernah Lail dengar langsung.
“Kalau misalnya, ada pria baik-baik yang mau melamar kamu jadi istri, boleh?” tanyanya memastikan.
Baca Juga: Cerpen Islami Bertemakan Cinta: Takdir Cinta di Bawah Bintang Ramadan
“Eemm.. boleh, boleh kak” jawab Lail tanpa pikir panjang.
Dengan menampilkan wajah yang sedikit malu-malu, kemudian Lail mengatakan, “Paling nanti langsung ke rumah aja ya, ketemu sama umi,” lanjutnya.
Irsyad pun mengucapkan terima kasih lalu pergi meninggalkan Lail.
Beberapa saat kemudian, Irsyad pun mendatangi rumah Lail, ketika Lail akan membukakan pintu ia sedikit kebingungan, Kenapa Irsyad yang datang ke rumah?
Mereka duduk, telah terjadi percakapan singkat antara Irsyad, Lail, dan umi Lail.
Ternyata, Irsyad memastikan pertanyaannya itu kepada Lail dan juga meminta izin ke umi lail.
“Assalamu’alaikum,” ucap salam seseorang.
Tanpa berselang lama, datang seorang laki-laki berkacamata, berpakaian rapih dan membawa keranjang berisi buah-buahan.
Laki-laki itu adalah Qiyam, ternyata Qiyam yang akan melamar Lail dan segera meminangnya.
Lail terlihat begitu gembira mendengar dan melihat kembali Qiyam, Happy Ending. ***
