GENMUSLIM.id - Pada tahun 2022, Celine Dion mengungkap dirinya telah didiagnosis menderita Stiff Person Syndrome (SPS), suatu kondisi neurologis langka yang menyebabkan kekakuan otot dan kejang.
Dikutip dari Thecut pada Kamis (21/12/2023) saudara perempuan Celine Dion, Claudette, mengungkapkan bahwa kondisi Stiff Person Syndrome tersebut telah semakin memburuk, dan kini penyanyi legendaris ini tidak lagi mampu mengontrol otot-ototnya.
Stiff Person Syndrome, seperti dilansir dari Healthline, merupakan kelainan neurologis autoimun yang langka, memicu kejang dan kekakuan otot.
Kondisi ini memengaruhi cara otak dan sumsum tulang belakang mengontrol pergerakan otot.
Dengan prevalensi hanya sekitar 1-2 orang per satu juta orang, SPS biasanya muncul di antara usia 30 dan 60 tahun dan cenderung lebih sering terjadi pada perempuan.
Gejala Stiff Person Syndrome mencakup kekakuan otot, otot-otot kaku pada batang tubuh, masalah postur karena otot punggung yang kaku, kejang otot yang menyakitkan, kesulitan berjalan, hingga masalah sensorik seperti kepekaan terhadap cahaya, kebisingan, dan suara.
Kejang yang dapat menyebabkan terjatuh, bahkan hingga patah tulang, dapat menjadi sangat parah dan dipicu oleh situasi seperti rasa cemas, kesal, gerakan mendadak, suara keras, atau sentuhan.
Penyandang SPS juga berisiko mengalami depresi atau kecemasan, yang mungkin dipicu oleh gejala atau perubahan neurotransmitter di otak.
Baca Juga: Perjalanan Sulit Celine Dion dengan Stiff Person Syndrome: Gejala dan Kondisi yang Menantang
Dalam perkembangan penyakit ini, individu dapat mengalami peningkatan kekakuan dan keluhan otot, yang pada tahap akhir dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh termasuk wajah.
Pernapasan juga dapat terpengaruh, meningkatkan risiko masalah pernapasan yang serius.
SPS terjadi karena adanya antibodi yang menyerang protein di neuron otak yang mengontrol pergerakan otot, seperti asam glutamate dekarboksilase (GAD), gephyrin, atau asam gamma-aminobutyric (GABA).
Meski sebagian individu memiliki faktor risiko tertentu, tidak semua yang mengembangkan SPS memiliki faktor risiko terkait.