Mempertahankan hubungan dengan mendidik dan mengarahkan pasangan kembali ke jalan yang benar lebih baik daripada langsung memutuskan hubungan.
Hal tersebut adalah bentuk kasih sayang dan upaya untuk membawa seseorang menuju kebaikan, terutama jika dalam hati masih ada cinta dan komitmen untuk memperbaiki hubungan.
Namun perlu diingat, bahwa mendidik pasangan yang pernah berselingkuh membutuhkan kekuatan hati dan keteguhan, berupa kemampuan menahan sakit hati, memaafkan dan membantu pasangan untuk bertaubat.
Meskipun sakit hati tidak mudah untuk diobati namun jika mampu menyimpan bahkan melupakan demi kebaikan bersama, maka hubungan bisa pulih kembali bahkan lebih kuat dari sebelumnya.
Sedangkan jika pasangan yang berselingkuh tidak menunjukkan tanda tanda penyesalan atau kemauan untuk berubah kearah lebih baik dan malah menyalahkan pihak lain atas perbuatannya, maka keputusan untuk melanjutkan hubungan akan lebih menyakitkan.
Dalam hal ini, berpisah bisa menjadi pilihan yang lebih baik daripada mempertahankan hubungan dengan tidak ada kebahagiaan.
Yang terpenting, perceraian yang dilakukan dengan cara baik tanpa menyebarkan aib atau keburukan pasangan dan tetap menjaga kehormatan masing masing terutama di hadapan anak anak.
Buya Yahya menambahkan yang sering dilupakan oleh kedua pasangan yang sudah bercerai adalah membuat anak anak menjadi benci atau mendurhakai salah satu orang tuanya.
Keputusan untuk mempertahankan atau mengakhiri hubungan ketika pasangan berselingkuh adalah keputusan yang tidak mudah dan membutuhkan kebijaksanaan.
Islam memberikan panduan yang jelas bahwa mendidik pasangan menuju kebaikan lebih utama, namun jika tidak mungkin, berpisah dengan cara baik dan tanpa menyebarkan keburukan adalah pilihan yang lebih baik. ***
