GENMUSLIM.id – Film Izinkan Aku Berdosa merupakan film yang terinspirasi dari sebuah novel karya Muhidin M. Dahlan berjudul Tuhan Izinkan Aku menjadi Pelacur.
Film Izinkan Aku Berdosa ini mengundang kontroversi dari berbagai kalangan masyarakat tidak jauh berbeda dengan versi novelnya pada awal diterbitkan.
Film Izinkan Aku Berdosa menceritakan perjalanan spiritual seorang muslimah bernama Nida Kirani.
Dalam perjalanan spiritualnya, Aghniny Haque yang berperan sebagai Nida Kirani dihadapkan dengan berbagai situasi yang membuatnya merasa kehilangan keyakinan, tidak hanya pada agamanya melainkan pada Tuhannya.
Kiran merupakan seorang mahasiswi muslimah yang cerdas yang masuk ke dalam organisasi Islam.
Namun kondisi yang di dapatkan saat bergabung di organisasi tersebut ternyata tidak sesuai ekspektasinya.
Kekecewaan Kiran terhadap apa yang dialaminya mengubahnya dari mahasiswi yang alim menjadi seseorang yang terjun ke dunia prostitusi yang menerima klien dari kalangan politikus yang menggunakan agama untuk mengumpulkan suara rakyat.
Berdasarkan film ini ada beberapa poin kritis yang harus dibahas, yaitu sebagai berikut.
Pertama, film ini dinilai tidak objektif karena mengangkat isu sensitif yaitu pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan yang notabenenya agamis.
Padahal isu pelecehan seksual merupakan permasalahan yang terjadi di berbagai lapisan masyarakat.
Hanung Bramantyo mengamini hal tersebut bahwa film ini menceritakan tentang pesantren yang selama ini dianggap suci dan kultus ternyata pelecehan bisa terjadi.
Hal tersebut tentunya menggiring opini yang menyudutkan kalangan pesantren, kyai, ustad, oraganisasi tertentu, bahkan memicu Islamophobia.
Baca Juga: Catat! Ini Rencana Perjalanan Haji 2024 dan ini Tanggal Keberangkatan Gelombang Haji, Simak disini!