GENMUSLIM.id- Penelitian Maya, dkk (2018) menyebutkan bahwa pola asuh memiliki hubungan dengan keberhargaan diri remaja.
Peran keluarga dalam pemilihan pola asuh sangat penting bagi anak, khususnya saat anak mulai beranjak dewasa.
Pola asuh yang tepat dapat membentuk keberhargaan diri pada anak yang nantinya diharapkan akan menjadikan anak mampu bersosialisasi dan mengembangkan potensi di masyarakat.
Dilansir dari laman Instagram @detikcom, Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. R. Vensya Sitohang M. Epid, menyatakan bahwa kasus bunuh diri 2023 lebih tinggi dibandingkan tahun 2018.
Terjadi peningkatan kasus sebesar 6,37%, yaitu sebesar 826 kasus bunuh diri. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2018, yaitu sebanyak 772 kasus.
Angka tersebut tentu baru yang terdata, tetapi pada kenyataannya pencatatan kasus bunuh diri di Indonesia secara keseluruhan terbilang sulit.
Hal itu dinyatakan langsung oleh dr. Khamelia Malik dari Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI).
Faktor pemicu sulitnya pencatatan tersebut salah satunya adalah pencatatan kasus berdasarkan rekam medis.
Baca Juga: Parenting Seru: Mengajarkan Anak Tentang Pentingnya Etika di Media Sosial dan Batasanya
Lebih jauh, dr. Khamelia Malik menyebutkan bahwa remaja yang melakukan percobaan bunuh diri dan self-harm (melukai diri sendiri) bisa dipicu oleh sulitnya menahan impulsivitas.
Impulsivitas merupakan perilaku seseorang yang melakukan sesuatu tanpa memikirkan dampak akibatnya dan dilakukan secara berulang.
Namun, tak sedikit juga pelaku bunuh diri yang telah mempersiapkan kematiannya dengan tenang dan membuat tindakannya sulit dicegah karena tidak menunjukkan tanda-tanda keinginan mengakhiri hidup.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah bunuh diri adalah terjalinnya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak.