Selain itu, pergantian pelatih yang dilakukan Chelsea juga menjadi faktor menjadi tantangan baru untuk Sterling.
Semenjak ditinggal oleh Thomas Tuchel yang merupakan pelatih pertama sekaligus menjadi faktor penting kedatangan dirinya ke Chelsea, Sterling kesulitan untuk kembali menemukan performa terbaiknya.
Selama asuhan Graham Potter, Raheem Sterling kerap dimainkan di posisi yang bukan semestinya.
Pada laga pertama Potter bersama Chelsea, Sterling dimainkan sebagai sebagai wingback dan posisinya kerap berganti sepanjang musim.
Hal ini tentunya membuat Stirling kesulitan beradaptasi dengan permainan yang diterapkan.
Berhasil Membalikan Keadaan
Penyerang berkebang saan Inggris tersebut berhasil membalikan keadaan dengan menunjukkan keseriusannya untuk kembali ke performa terbaiknya.
Hal ini tentunya bisa dilihat dari kebersihan dirinya menjadi pemain regular Chelsea setelah klub memutuskan untuk menjual beberapa pemainnya di musim lalu.
Selain itu, torehan dua golnya kontra Luton dan setiap sentuhan agresifnya kontra West Ham juga berhasil menjadi bukti kembalinya performa Sterling.
Pencapaiannya ini merupakan hasil kerja kerasnya yang dia lakukan ketika masa pemulihan cedera hamstring yang kala itu membuat dirinya tidak masuk skuad timnas Inggris.
Kala itu, Sterling memfokuskan dirinya untuk meneliti apa yang salah dengan gaya hidupnya dan mencoba beberapa metode diet.
“Di akhir musim lalu, saya mengubah pola diet saya dan mencoba sesuatu yang belum pernah saya lakukan sebelumnya.” ucapnya dikutip dari BBC.
“Saya mengurangi sedikit porsi makan saya”. tambahnya.
