"Kondisi bencana yang terjadi, memerlukan effort yang agak ekstra di mana tidak seperti kalau misalkan kita mengalami kedaruratan di gedung atau di titik khusus," katanya.
Perwira Tinggi Angkatan Udara itu menegaskan bahwa para personel SAR menghadapi medan sulit, cuaca ekstrem, dan kelelahan fisik akibat operasi yang berlangsung tanpa jeda.
Prioritas: Assesmen Udara dan Distribusi Logistik
Basarnas saat ini fokus pada percepatan assesmen kondisi lapangan melalui pemantauan udara untuk memastikan proses evakuasi tepat sasaran.
"Prioritas operasi yang kami laksanakan saat ini yaitu melaksanakan assesmen cepat menggunakan udara," tegas Syafii.
Selain evakuasi, Basarnas juga mengambil peran dalam distribusi logistik, terutama ke wilayah yang tidak dapat dijangkau melalui jalur darat.
"Begitu juga kami membantu pemerintah untuk distribusi logistik baik itu menggunakan heli maupun kapal di mana titik-titik yang belum terjangkau dengan menggunakan akses jalan darat," imbuhnya.
Baca Juga: Korban Tewas Akibat Bencana Banjir-Longsor di Sumatera Barat Capai 129 Jiwa, 118 Orang Masih Hilang
Operasi Bisa Dihentikan Jika Tidak Lagi Efektif
Syafii juga menegaskan bahwa keputusan penghentian operasi SAR akan dilakukan apabila pencarian sudah tidak memungkinkan lagi secara teknis maupun efektivitas.
"Apabila korban sudah tidak efektif lagi untuk dicari, atau mungkin kemampuan yang tidak mungkin dilakukan, biasanya di situlah kami akan menghentikan operasi," pungkasnya.***