“Tadi Pak Bupati Tapanuli Selatan minta senso, kita janjikan 100 karena kayunya besar-besar sekali, kita akan kirim 100 dan alat berat,” lanjutnya.
“Untuk membantu pembersihan rumah masyarakat dan lingkungan, itu menggunakan alat berat, kita capit, tapi yang besar-besar kita senso dulu,” imbuhnya.
BNPB menyatakan pembersihan di Tapanuli Selatan kemungkinan membutuhkan waktu beberapa minggu untuk bisa bersih dan kembali normal.
Tapanuli Tengah dan Sibolga, Telekomunikasi Mulai Pulih
BNPB menyebut sudah ada kiriman 100 ton logistik, beras, mie instan, toilet portabel, alat penjernih air, dan mobil dapur umum.
“Karena logistiknya sudah masuk lewat laut, mudah-mudahan kegelisahan masyarakat di Sibolga dan Tapanuli Tengah karena terisolir ini bisa pulih, kembali normal,” ucap Suharyanto.
Sementara untuk akses komunikasi, di Tapanuli Tengah sudah kembali berfungsi secara terbatas.
“Sudah banyak Starlink, di tempat pengungsian sudah banyak terpasang dan mendapatkan sinyal internet dan sinyal HP,” tambahnya.
Permasalahan listrik di Tapanuli Tengah dan Sibolga masih menggunakan genset karena tower milik PLN di dua daerah tersebut banyak yang ambruk.
“Listrik kami langsung komunikasi dengan Dirut PLN, jadi banyak tower dan gardu besar ambruk, sehingga untuk Tapanuli Tengah dan Sibolga nanti menggunakan frekuensi rendah,” terangnya.
“PLN minta satu unit helikopter untuk masuk ke Sibolga dan Tapanuli Tengah, sehingga diharapkan listrik segera normal,” tutur Suharyanto.
Tapanuli Tengah dan Sibolga Mulai Pembersihan Rumah
Suharyanto menyebut bahwa masyarakat di Tapanuli Tengah dan Sibolga sudah mulai membersihkan rumah masing-masing.
“Sibolga dan Tapanuli Tengah itu kena bencananya nggak parah, parah tapi tidak lumpuh,” klaim Suharyanto.
“Sekarang setelah 2 atau 3 hari ini tidak hujan, itu rumah-rumah sudah dibersihkan lumpur-lumpurnya,” pungkasnya. ***