nasional

Curhat Mahfud MD usai Cucunya Keracunan MBG di Sekolah: Ingatkan Kasus Ini Bukan soal Angka, tapi Nyawa Manusia

Kamis, 2 Oktober 2025 | 11:35 WIB
Eks Menko Polhukam, Mahfud MD ceritakan kasus cucunya yang dikabarkan keracunan usai menyantap menu MBG di sekolah (Foto: GENMUSLIM.id/dok: YouTube Mahfud MD)

Kendati demikian, Guru Besar Hukum Tata Negara itu menyoroti perbaikan kualitas harus dilakukan agar tujuan mulia meningkatkan gizi anak tidak berubah menjadi petaka di kemudian hari.

Baca Juga: Demi Bongkar Fakta Keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG), Wartawan Diduga Dianiaya Oknum Pegawai SPPG

“Ini harus diteliti lagi apa masalahnya. Program MBG gratis ini adalah satu program yang paling bagus, mulia,” ujarnya.

Cerita Mahfud seakan menjadi alarm keras bagi pemerintah untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh. Di tengah niat mulia meningkatkan gizi generasi muda, kelemahan dalam pengelolaan justru berisiko menimbulkan tragedi yang lebih besar bila tidak segera dibenahi.

Berkaca dari hal itu, pernyataan Mahfud kian relevan setelah Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hidayana mengungkap angka mengejutkan dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, pada Rabu, 1 Oktober 2025.

6.457 Korban Tercatat Secara Nasional

Dadan menuturkan, berdasarkan data BGN secara mutakhir hingga 30 September 2025, tercatat lebih dari 6.457 orang terdampak keracunan akibat MBG di berbagai wilayah Indonesia.

“Kita lihat di wilayah satu ada yang mengalami gangguan pencernaan sebanyak 1.307, wilayah dua bertambah, tidak lagi 4.147, ditambah dengan yang di Garut mungkin 60 orang. Kemudian wilayah III ada 1.003 orang,” ujar Dadan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Rabu, 1 Oktober 2025.

Baca Juga: Update Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG): Pemerintah Evaluasi Total, Ahli Gizi Disiapkan Kemenkes

Sanitasi Dapur Jadi Sumber Masalah

Dalam pemaparannya, Dadan menyoroti lemahnya standar sanitasi di sejumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi dapur penyedia MBG.

Banyak dapur belum memiliki akses air bersih layak, sementara prosedur pencucian peralatan makan tidak sesuai standar kesehatan.

“Dari kejadian di berbagai tempat, tampak juga bahwa belum semua air di SPPG memiliki sanitasi yang baik. Sehingga memang kemudian Pak Presiden memerintahkan agar di seluruh SPPG dibutuhkan alat sterilisasi,” ungkap Dadan.

Sebagai langkah cepat, BGN telah menginstruksikan penggunaan air galon untuk memasak, serta penyaringan khusus untuk air cuci peralatan dan bahan makanan. Namun, perbaikan sistemik tetap menjadi tantangan besar.***

Halaman:

Tags

Terkini