Baca Juga: Rumahnya yang Ludes Dijarah Oknum Demonstran, Uya Kuya: Semoga Apa yang Diambil Bisa Bermanfaat
Berdasarkan survei, sebanyak 74,4 persen masyarakat menaruh kepercayaan pada media formal. Sementara itu, hanya 12,7 persen yang mempercayai informasi dari media sosial. Angka ini memperlihatkan dominasi kepercayaan publik terhadap media mainstream.
Meski begitu, survei juga mencatat perilaku masyarakat dalam mengakses berita dari media formal kini banyak dilakukan lewat platform digital. Artinya, media arus utama tetap menjadi rujukan, namun distribusinya sangat bergantung pada teknologi digital.
Dosen komunikasi politik UGM sekaligus Direktur Eksekutif IPS, Nyarwi Ahmad, Ph.D., pernah mengungkap pentingnya media mainstream untuk menyesuaikan diri dengan keberadaan platform digital masa kini.
Baca Juga: HOAX atau FAKTA: Israel Klaim Tewaskan Juru Bicara Hamas Abu Obeida dalam Serangan Udara di Gaza
“Bagaimanapun media mainstream hingga saat ini masih menjadi acuan utama,” kata Nyarwi sebagaimana dilansir dari laman Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam artikel yang tayang pada 2023 lalu.
"Adaptasi di sini diperlukan oleh media mainstream karena keberadaan media mainstream boleh dibilang cukup tergantung platform-platform raksasa digital,” pungkasnya.***