Pada tingkat Kecamatan ada 5 kategori peserta bimbingan yang terdiri dari:
1) Jamaah haji reguler yang telah melunasi pembayaran dan melakukan konfirmasi ibadah haji di tahun keberangkatan;
2) Peserta jamaah haji minimal berjumlah 45 orang;
3) Jika peserta jamaah haji kurang dari 45 orang maka akan dilakukan penggabungan beberapa kecamatan;
4) Bagi peserta gabungan, maka pelaksanaan manasiknya dilakukan di wilayah yang jamaahnya paling banyak;
5) Peserta bimbingan manasik yang ditunjuk sebagai ketua regu atau ketua rombongan diberikan materi tambahan olek KUA setempat.
Sementara itu, untuk peserta bimbingan manasik haji di tingkat kabupaten/kota, maka harus berasal dari kecamatan dalam satu kabupaten/kota.
Arsad Hidayat juga meneragkan bahwa teruntuk jamaah haji di pulau Jawa mendapat bimbingan haji 8 kali (6 di Kecamatan, 2 di Kabupaten. Adapun untuk jamaah haji dari luar Jawa melakukan manasik haji sebanyak 10 kali (2 di Kabupaten, 8 di Kecamatan).
Program Manasik Haji oleh Kemenag RI biasanya diisi oleh Narasumber pilihan yang memiliki kompetensi tertentu.
Narasumber tersebut meliputi pejabat Kemenag RI, Dinas Kesehatan, Kementrian Lembaga terkait atau perseorangan yang ahli di bidang Haji dan Umrah.
Tujuan pemilihan Narasumber yang kompeten berguna untuk memberikan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh Jamaah Haji.
Tak hanya menghadirkan Narasumber yang kompeten, Pemerintah melalui Kemenag RI juga menyediakan fasilitas bagi Jamaah Haji Indonesia.
Salah satu bentuknya adalah dengan adanya 13 Asrama Haji Embarkasi yang dapat dimanfaatkan oleh para jamaah Haji Indonesia.
Adapun penyampaian Materi program manasik haji dilakukan dengan cara ceramah, tanya jawab, praktik langsung hingga simulasi.