nasional

Tingkatkan Pemasaran Aset Bermasalah, Bank BRI Dorong Pendapatan Recovery melalui Platform Pemasaran Digital

Sabtu, 1 Juni 2024 | 17:52 WIB
Direktur Manajemen Risiko BRI, Agus Sudiarto (Foto: GENMUSLIM.id/dok: BRI)

GENMUSLIM.id - Untuk menjaga rasio kredit bermasalah atau biasa disebut NPL (Non Performing Loan), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus berupaya menjaga kualitas kredit yang disalurkan.

Salah satu strategi yang dijalankan Bank BRI yakni dengan cara penjualan agunan untuk kredit yang sudah bermasalah.

Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto mengatakan bahwa penjualan agunan merupakan salah satu bagian dari recovery aset bermasalah selain upaya penyelesaian lainnya.

“Mayoritas aset bermasalah yang terjual merupakan segmen ritel, yakni 83,85% dari seluruh penjualan melalui lelang dan dampaknya,” ujar Agus Sudiarto.

Baca Juga: Konsisten pada Segmen UMKM dan Ultra Mikro, Bank BRI Capai Pertumbuhan Kredit Rp 1 Triliun!

Agus Sudiarto BRI terus meningkatkan strategi pemasaran aset bermasalah melalui platform pemasaran digital website BRI info lelang: infolelang.bri.co.id, di samping upaya pemasaran seperti kerjasama dengan broker property, mengikuti dan menyelenggarakan expo lelang, gathering nasabah inti dan sebagainya.

Di samping itu, pendapatan recovery BRI yang diperoleh dari penjualan aset bermasalah; baik lelang maupun non lelang, sampai dengan April 2024 mengalami pertumbuhan double digit.

Pada tahun ini, BRI optimistis target pendapatan recovery dari penjualan aset bermasalah dan penyelesaian lainnya dapat tercapai.

Target tersebut seiring dengan kondisi ekonomi yang mulai stabil, selain itu Bank BRI dibantu dengan peningkatan pemasaran agunan melalui website.

Tak lupa Bank BRI juga adakan expo lelang dan peningkatan kerja sama dengan pihak ketiga seperti DJKN/KPKNL, BPN, Pengadilan, Balai Lelang, Broker Properti dan sebagainya.

“Diharapkan dengan berbagai upaya recovery aset bermasalah yang telah kami tempuh akan berdampak juga dalam menjaga NPL BRI yang di tahun 2024 ditargetkan berada disekitar 3%” tambahnya. ***

Tags

Terkini