Kabar Pilpres 2024: Ganjar Pranowo Ada di Azan TV Swasta! Apa kata PDIP? Lihat Selengkapnya disini

Photo Author
- Senin, 11 September 2023 | 21:10 WIB
Sekjend PDIP membela Ganjar Pranowo di Azan TV Swasta, itu bukan Politik Identitas. (foto: GENMUSLIM.id/Instagram/@rockygerungfans)
Sekjend PDIP membela Ganjar Pranowo di Azan TV Swasta, itu bukan Politik Identitas. (foto: GENMUSLIM.id/Instagram/@rockygerungfans)

GENMUSLIM.id-Kemunculan Ganjar Pranowo pada Azan di salah satu TV swasta memberikan polemik di masyarakat karena dianggap merupakan bagian dari politik identitas menuju pilpres 2024.
 
Terjadinya pro dan kontra atas munculnya capres PDIP Ganjar Pranowo pada tayangan azan tersebut, memberikan kesan bagi masyarakat tentang strategi politik yang membawa agama pada pilpres 2024.
 
Walaupun kemunculan Capres Ganjar Pranowo pada Azan di TV swasta tersebut dianggap masyarakat berbau politik, namun PDIP tetap beranggapan bahwa hal tersebut bukan merupakan politik identitas.
 
 
Di lansir GENMUSLIM dari akun Instagram @rockygerungfans pada Selasa, 11 September 2024, Sekjen PDIP, Hasto Kristoyanto, mengungkit penggunaan politik identitas pada masa Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta tahun 2017. 
 
Hal itu dia utarakan ketika merespons bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo tampil dalam iklan azan Maghrib di televisi swasta.
 
Menurut Hasto, penggunaan politik identitas dalam Pilgub DKI 2017 itu sama sekali tidak sehat.
 
Hasto menilai politik identitas justru menggambar cara berpolitik yang miskin prestasi.
 
"Kita tahu di DKI pada saat Pilgub itu digunakan politik identitas yang sangat tidak sehat dan hasilnya kan kita tahu," ungkap Hasto di Jakarta Pusat, Sabtu, 9 September 2024.
 
Ia menyampaikan bahwa politik identitas adalah hal yang di lakukan oleh orang yang miskin prestasi.
 
"Kalau politik identitas itu kan politik yang tidak mencerdaskan kehidupan bangsa, politik yang miskin prestasi," kata Hasto.
 
Kemudian, Hasto membahas mengenai program-program dari mantan Gubernur DKI yang dicalonkan oleh PDIP mayoritas tidak dilanjutkan oleh Gubernur DKI Jakarta yang sedang menjabat kala itu.
 
"Apa yang jadi program Pak Jokowi, program Pak Ahok, program Pak Djarot Saiful Hidayat contohnya untuk membersihkan kampung-kampung dengan pasukan oranye, dengan pasukan hijau, itu kan tidak dilakukan," Lanjut Hasto.
 
Adapun pasangan Gubernur DKI dan Wakil Gubernur yang menjabat pada saat itu adalah Anies Baswedan dan -Sandiaga Uno. Anies-Sandiaga mengalahkan pasangan dari PDIP Ahok- Djarot.
 
Lebih lanjut, Hasto mengatakan tidak ada salahnya Ganjar muncul dalam tayangan azan Maghrib itu.
 
"Sehingga PDIP sangat tidak setuju (politik identitas). Tetapi kalau untuk mengajak masyarakat dengan senyum, untuk berdoa bersama untuk menjalankan lima waktu itu kan merupakan hal yang positif," jelas Hasto.
 
Pernyataan Sekjend PDIP tersebut menuai komentar dari para netizen.
 
Seperti yang disampaikan oleh akun Instagram @tyo5276, "Jika seseorang merasa paling benar dan ingin pembenaran itu diakui melalui iklan adzan, maka disitulah para pencinta akal sehat tidak akan berpikir 1000x, TIDAK MEMILIH PDI PERJUANGAN, setuju? ... salam akal sehat." tulisnya.
 
"Pintar bersilat lidah ,takut nya keseleo lalu jatuh kejurang." komentar akun @marzukikadri
 
"Ya konsisten dongsss cuy, kalo dirimu dulu mempersoalkan dan melarang Politik Identitas bahkan sampe lu koar² debat di ILC, ya konsisten jangan elu cuy minum ludah elo sendiri cuy, pake dalih yg lalu², kalo elu cuy konsisten omongan elu ya jgn lakukan praktik² politik Identitas karen aleu nolak itu cuy." tulis akun @ady_pandaa
 
"Mau cari pembenaran tapi kurang cerdas." Kata akun Instagram @srirochim.***
 
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Andre Fauzan Nasution, SH

Sumber: berbagai sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X