Meskipun perayaan berlangsung di berbagai penjuru Gaza, beberapa tantangan masih mengintai.
Dalam 24 jam setelah pengumuman, kekhawatiran meningkat bahwa serangan mungkin akan terus terjadi sebelum gencatan senjata resmi berlaku.
Selain itu, warga Gaza yang selama ini hidup dalam kondisi kelaparan dan keterbatasan berharap agar kesepakatan ini benar-benar membawa perubahan nyata.
Hani Mahmud juga mengungkapkan bahwa selama 15 bulan terakhir, warga Gaza menghadapi situasi yang sangat sulit.
Banyak yang kehilangan rumah, anggota keluarga, dan sumber mata pencaharian. Tidak sedikit pula yang harus mencari makanan di tempat pembuangan sampah akibat kelangkaan bahan makanan.
Kondisi ini diharapkan dapat segera berubah dengan adanya gencatan senjata.
Salah satu warga Gaza menyampaikan rasa syukur dan harapannya atas kesepakatan ini. Ia berharap dapat kembali ke kampung halamannya, bertemu dengan keluarga yang masih hidup, dan menjalani kehidupan yang normal seperti sebelum konflik terjadi.
Harapan ini menjadi cerminan dari keinginan kolektif masyarakat Gaza untuk hidup damai dan sejahtera.
Gencatan senjata ini tidak hanya membawa harapan bagi warga Gaza, tetapi juga menjadi momentum penting untuk menghentikan siklus kekerasan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Dengan dukungan dari komunitas internasional, diharapkan kesepakatan ini menjadi langkah awal menuju perdamaian yang lebih abadi di wilayah tersebut.
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah menjadi titik terang di tengah kelamnya konflik yang berkepanjangan.
Meskipun masih ada tantangan yang harus dihadapi, perayaan yang terjadi di Gaza mencerminkan harapan baru bagi masyarakat yang telah lama menderita.
Dengan tekad dan kerja sama dari semua pihak, perdamaian yang diidamkan dapat terwujud dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi warga Gaza.***