internasional

Evaluasi Haji 2024, Jamaah Haji Tidak Dapat Fasilitas Bus Shalawat, Timwas Haji: Kenapa Kurang Sosialisasi?

Selasa, 2 Juli 2024 | 21:29 WIB
Ilustrasi Evaluasi Haji 2024 (Foto: GENMUSLIM.id/dok: YouTube Spirit Mabrur)

GENMUSLIM.id – Bus Shalawat merupakan kendaraan yang digunakan mengangkut jamaah haji 2024 asal Indonesia di Tanah Suci.

Pemerintah  mengontrak bus shalawat sebanyak 530 unit untuk mempermudah jamaah haji 2024 selama menempuh perjalanan ibadah.

Dikutip Genmuslim.id dari Kemenag RI pada Selasa, 2 Juli 2024, polemik bus shalawat menjadi pembahasan anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI.

John Kenedy Azis, politisi Fraksi Golkar, ia melihat bus shalawat tidak dipergunakan secara efektif dari rancangan awal Kemenag.

“Bus shalawat tidak beroperasi sejak enam hari sebelum 9 Dzulhijjah, kami tidak melihat bus ini untuk mengangkut jamaah haji Indonesia dari pondikan ke Masjidil Haram. Padahal bus ini telah dikontrak pemerintah,” ucap John Kenedy Azis di Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI pada 1 Juli 2024.

Baca Juga: Kisah Menarik Haji 2024: Jemaah Asal Yogyakarta Alami Sakit Parah Hingga Dapat Kejutan dari Allah!

John Kenedy Azis turut menyoroti masalah kurangnya sosialisasi bus shalawat kepada jamah haji.

“Bus shalawat ini tidak tersosialisasi dengan baik. Jamaah haji Indonesia jarang menggunakan bus ini karena tidak ada ciri-ciri yang menunjukkan bahwa ada bus yang disediakan pemerintah. Hal ini berbeda dengan negara lain yang memiliki tanda pengenal seperti penggunaan bendera negara mereka,” jelasnya.

Jamaah haji Indonesia menggunakan moda transportasi lain seperti taksi untuk memenuhi kebutuhan mobilitas saat di tanah suci.

John Kenedy Azis sangat menyayangkan situasi penambahan biaya transportasi justru dibebankan kepada jamaah haji 2024.

Baca Juga: Garuda Indonesia Dinilai Lambat Mendapatkan Slot Time Pemulangan Jemaah Haji 2024, Kemenag: Kasihan Jemaah!

“Kebanyakan jamaah haji kita lebih sering naik taksi atau angkutan lain karena tidak mudah dikenali. Bahkan, banyak yang terpaksa berjalan kaki dari pondokan ke Masjidil Haram, yang jaraknya cukup jauh,” sambungnya.

Ia mengatakan jamaah haji Indonesia untuk menghemat uang transportasi, mereka memilih lebih lama di masjid sambil menunggu shalat berikutnya. Hal ini membuat ketidaknyamanan bagi para jamaah, terutama yang lanjut usia atau memiliki keterbatasan fisik.

“Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan biaya besar untuk menyewa bus ini sehingga sangat penting menyelesaikan masalah ini agar dana yang terbuang sia-sia dan jamaah haji dapat menikmati fasilitas yang sudah disediakan,” tambahnya.

Halaman:

Tags

Terkini