Dengan kata lain, orang-orang yang cerdas merupakan orang yang lebih analitis.
Kemampuan mereka dalam mempertimbangkan segala sesuatu lebih teliti dan seksama dengan melibatkan semua pihak untuk menilai suatu hal.
Penelitian Zuckerman ini juga menyiratkan bahwa orang-orang cerdas akan cenderung beralih dari ketergantungan naluriah pada agama pada saat stress menuju ke ketergantungan pada proses yang lebih deliberatif berdasarkan kemampuan kognitif mereka.
Namun, menurut Zuckerman, dkk. hasil kesimpulan ini masih bisa berubah. Karena kurangnya kepastian tentang proses apa yang mendasari kinerja pada tes kognitif ini.
Zuckerman menyimpulkan bahwa penelitian ini memang sudah pasti terjadi di negara-negara Barat. Yang mana sebagian besar negara Barat seperti Amerika hingga Eropa memang tidak beragama.
Terbukti sekitar 28% orang dewasa Amerika Serikat tidak beragama , dan menggambarkan diri mereka sebagai ateis atau agnostik.
Kebanyakan orang Amerika Serikat mengatakan agama membawa dampak buruk.
Meskipun ada yang percaya pada Tuhan atau kekuatan lain yang lebih tinggi, tapi sangat sedikit yang pergi ke tempat ibadah secara teratur.
Mereka mengungkapkan pandangan yang lebih positif terhadap sains dibandingkan orang Amerika yang berafiliasi dengan agama.
Namun, berbagai kekurangan penelitian ini diakui Zuckerman, dkk. bahwa masih perlu banyak diskusi dan banyak pertanyaan yang harus dijawab oleh peneliti di masa depan apakah hasil penelitian ini konsisten atau tidak. ***