Menurut hukum internasional, fasilitas medis dan ambulans seharusnya dilindungi dalam situasi perang.
Namun, Israel dituduh memblokir bantuan medis dan menghentikan pengiriman peralatan bedah ke rumah sakit di Gaza.
Situasi di Gaza semakin memburuk ketika hanya 69 truk bantuan yang berhasil masuk pada bulan Agustus 2023, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan 500 truk sebelum konflik dimulai.
Pemblokiran bantuan ini menyebabkan rumah sakit kekurangan peralatan dasar dan obat-obatan, yang sangat dibutuhkan untuk menangani korban luka dan penyakit menular.
Selain itu, kondisi sanitasi di kamp-kamp pengungsian sangat memprihatinkan.
Tenda-tenda yang penuh sesak tanpa air bersih dan listrik menjadi sarang berkembang biaknya penyakit menular, seperti hepatitis dan kolera.
Bahkan, untuk pertama kalinya dalam 25 tahun, polio terdeteksi di Gaza, memaksa PBB untuk segera melakukan kampanye vaksinasi guna mencegah penyebaran lebih lanjut.
Krisis kesehatan di Gaza ini telah menyebabkan ribuan orang, baik tua maupun muda, kehilangan nyawa.
Para ahli memperingatkan bahwa runtuhnya sistem layanan kesehatan di Gaza bisa membunuh lebih banyak orang dibandingkan dengan konflik itu sendiri. ***