Ia juga menegaskan bahwa meskipun ada tekanan verbal dari beberapa pihak di Amerika Serikat.
Sejauh ini tidak ada tindakan nyata yang diambil untuk menghentikan dukungan tersebut.
Levy menekankan bahwa Amerika Serikat tidak hanya sekadar diam, tetapi secara aktif mendukung tindakan Israel dengan menyediakan senjata dan peralatan militer.
Hal ini, menurutnya, menjadikan Amerika Serikat sebagai bagian dari konflik di Gaza dan Lebanon.
Meskipun perang di Lebanon berisiko lebih besar karena keterlibatan Hizbullah, yang merupakan musuh yang lebih kuat dibandingkan Hamas.
Levy meragukan bahwa Amerika Serikat akan melakukan perubahan signifikan dalam kebijakannya terhadap Israel.
Terakhir, Levy mengajak dunia untuk membayangkan seandainya tindakan yang sama dilakukan terhadap Israel.
Dengan ribuan perangkat komunikasi pribadi diledakkan, yang menyebabkan 500 orang terbunuh dalam satu hari.
Ia mempertanyakan bagaimana dunia akan bereaksi terhadap tindakan tersebut dan mengapa standar yang berbeda diterapkan ketika Israel yang melakukan tindakan serupa.
Dengan kritikan ini, Gideon Levy memperlihatkan sisi gelap dari konflik yang sedang berlangsung,
Dimana diplomasi dikesampingkan demi jalur militer yang hanya menghasilkan lebih banyak korban. ***