GENMUSLIM.id - Amerika Serikat mulai bersiap terima serangan balasan atas kematian pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh yang terbunuh pada 1 Agustus kemarin.
Amerika Serikat adalah sekutu utama Israel yang selama ini membela. Selain menjadi pembela, Amerika juga diketahui juga memberikan informasi intelijen dan memberikan pasokan senjata.
Menuai banyak kencaman, kritik hingga keluarnya surat penangkapan perang dari ICC dan ICJ membuat Amerika Serikat harus menjadi posisi penahan untuk dapat mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Joy Biden juga pernah mengungkapkan jika Amerika berusaha mencegah perang menyebar ke luar Gaza.
Baca Juga: Viral Berita Pembunuhan Ismail Haniyeh di Iran, Begini Reaksi dan Tanggapan Presiden Joko Widodo!
Karena jika sampai keluar tentu akan membuat negara negara pendukung Palestina akan bergerak secara militer.
Hal ini tentu akan merugikan Amerika Serikat dan Israel karena musuh Amerika Serikat seperti Rusia, China, Korea Utara akan ikut bergerak dalam militer untuk membantu Palestina.
Terbunuhnya Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam peryataannya menyebutkan jika mereka tidak tahu dan tidak terlibat jika Israel menargetkan Pemimpin Hamas tersebut.
Akibatnya, muncul spekulasi bahwa Amerika tidak bisa mengendalikan Israel sehingga akan merugikan dalam perundingan diplomatik jalur belakang untuk merendahkan ketegangan.
Dilansir GENMUSLIM dari Middleeasteye.net pada hari tanggal Jumat 2 Agustus 2024, bahwa serangan Israel yang menargetkan petinggi di Taheran dan Beirut, Iran akan memimpin serangan balasan.
Dalam wawancara dengan reporter Middleeasteye, mantan pejabat senior AS mengatakan,
"Proksi Iran diperkirakan akan memainkan peran yang lebih menonjol dalam pembalasan ini daripada serangan April lalu,"
"Kita bisa masuk ke dalam situasi di mana balasan balasan lebih tidak terduga dengan efek tersier bagi mitra AS." Tambahnya.