Aviv Atzili adalah seorang anggota pasukan keamanan Kibbutz, telah meninggalkan rumah tersebut tidak lama sebelum pejuang Hamas mencapainya untuk melihat apa yang terjadi.
Pada saat ditahan hingga bebas, Liat Beinin Atzili tidak mengetahui fakta bahwa suaminya dibunuh dan jenazahnya diambil oleh Hamas.
Liat Beinin Atzili disandera oleh Hamas sejak 7 Oktober ketika Hamas dan kelompok Palestina lainnya melancarkan serangan mendadak ke Israel selatan.
Serangan itu sempat menewaskan sekitar 1.200 warga Israel, yang sebagian besar adalah warga sipil. Sekitar 250 lainnya ditawan kembali ke Gaza.
Ketika para pejuang sampai di rumah Atzili pada tanggal 7 Oktober, dia mengatakan dia tidak takut.
“Mereka punya senjata tapi mereka tidak mengancam saya,” katanya.
“Mereka mengatakan kepada saya, 'Kamu tidak perlu takut, kami tidak akan menyakitimu, ikutlah dengan kami.' Mereka memberi saya waktu untuk berpakaian dan mengatur diri, tetapi saya tidak mampu melakukan itu karena saya shock.”
Liat Beinin Atzili bercerita bahwa para pejuang membantunya mencari kacamatanya sebelum pergi dari rumahnya, namun mereka semua tidak dapat menemukannya.
Liat Beinin Atzili awalnya khawatir para pejuang akan “membawa semua orang ke halaman luas”, mirip dengan apa yang dilakukan Nazi Jerman selama Holocaust.
Namun, katanya, “mereka tidak menyentuh saya, mereka berbicara kepada saya dalam bahasa Inggris dan selalu berkata, 'Jangan khawatir, kami tidak akan menyakitimu.'”
'Mereka tidak akan menyakiti kita'
Di Gaza, Liat Beinin Atzili sebagian besar ditahan di Khan Younis bersama wanita lain dari Nir Oz, Ilana Gritzewsky. Mereka berdua sempat berbincang panjang lebar dengan anggota Hamas yang mengawal mereka.
“Jelas saya takut, tentu saja pada awalnya,” katanya.
“Tetapi mereka terus mengatakan kepada kami bahwa Hamas menginginkan kesepakatan, bahwa hal itu akan segera terjadi, dan tugas mereka adalah melindungi kami. Bahwa mereka berkepentingan agar kami berada dalam kondisi baik.”